Walai.id, Maros – Untuk pertama kalinya di Indonesia, penerapan alat perangkap sampah plastik di hulu sungai sukses dilaksanakan oleh tim peneliti dari Universitas Hasanuddin bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Maros, Jumat 07/07/2023.
Alat yang diberi nama ‘Trash Trap’ dipasang di hulu sungai Maros di Desa Bori Masunggu, Kecamatan Maros Baru. Selain perangkap sampah, di lokasi tersebut juga dibangun tempat pengelolaan sampah plastik.
Bupati Maros, Chaidir Syam bersama Rektor Unhas, Profesor Jamaluddin Jompa hadir di lokasi untuk meresmikan fasilitas pengelolaan sampah plastik yang dibangun tepat di sisi sungai.
Ketua Tim Peneliti Marine Plastic Research Group (MPRG) Unhas, Shinta Werorilangi mengatakan bahwa program ini didanai oleh Alliance to End Plastic Waste dan dilakukan sebagai upaya bersama untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang masuk ke wilayah laut.
“Di Sulawesi Selatan, ada tiga tempat yang tercakup, yaitu Sungai Maros, Sungai Kariango di Pinrang, dan Sungai Cenranae di Bone. Namun, yang sudah berjalan dengan baik adalah di sini, dan desain kami adalah yang pertama di Indonesia,” katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa selama alat perangkap sampah tersebut dipasang, berhasil menghalau sebanyak 2 kilogram sampah plastik setiap harinya, meskipun area yang ditutupi hanya 1/3 dari lebar sungai.
“Sungai ini juga merupakan jalur nelayan, sehingga tidak kita tutup sepenuhnya. Sampah plastik yang tertangkap akan diambil menggunakan perahu yang telah kami siapkan, dan akan kami kelola agar memiliki nilai ekonomis,” lanjutnya.
Sementara itu, Bupati Maros, Chaidir Syam mengatakan bahwa pihaknya akan mereplikasi alat perangkap sampah di sungai tersebut untuk diterapkan di tempat lain, termasuk di aliran irigasi yang terkadang tercemar oleh sampah plastik.
“Kami mengucapkan terima kasih karena Unhas telah melakukan banyak penelitian di Maros. Program ini akan kami replikasi untuk diterapkan di tempat lain, terutama di saluran irigasi,” katanya.
Menurut Chaidir, keberadaan program ini juga memperkuat program-program Pemerintah Kabupaten Maros dalam bidang lingkungan hidup yang selama ini menjadi salah satu prioritas utama.
“Dalam setahun ini, telah ada 4 capaian penting dalam program lingkungan hidup kami di Maros, mulai dari Adipura, Geopark, Kalpataru Personal, dan yang terakhir adalah program trash trap ini,” sebutnya.
Sementara itu, Rektor Unhas, Profesor Jamaluddin Jompa dalam sambutannya menyebutkan bahwa program penyelamatan ekosistem laut seperti ini sudah menjadi program dunia internasional.
“Saat ini dunia menyadari bahwa laut kita terancam oleh sampah plastik. Di mana-mana, laut penuh dengan mikroplastik. Dampaknya tidak hanya pada biota laut, tetapi juga terhadap kelangsungan hidup manusia,” ungkapnya.
Meskipun nilai ekonomisnya bisa dikatakan kecil, Jamaluddin menyebutkan bahwa program ini dengan dampak besar jelas akan memberikan manfaat jangka panjang bagi umat manusia di bumi.
“Jika dilakukan secara berkelanjutan, dampaknya pasti akan sangat luas. Bayangkan saat ini kita mengonsumsi ikan, padahal ikan kita sudah terkontaminasi oleh mikroplastik yang berbahaya bagi kesehatan,” pungkasnya.