News  

Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 Tawarkan Pembelajaran Lintas Budaya

Walai.id, Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) kembali menyelenggarakan program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) angkatan kedua. Berbeda dari tahun sebelumnya, di tahun kedua ini, PMM diselenggarakan secara luring sehingga mahasiswa dapat merasakan keterlibatan dan pengalaman yang lebih nyata dan bermakna.

“Menjadi sangat penting, selama satu semester saya harap kegiatan ini bisa terselenggara secara luring dan ini menjadi kali pertama agar kalian (para peserta) merasakan hidup di tengah lingkungan baru, membangun persahabatan dan berinteraksi secara intens dengan mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan dari berbagai pulau,” tutur Pelaksana tugas Direktur Jenderal (Plt. Dirjen) Diktiristek, Nizam, Rabu (11/5).

Dirjen Nizam berharap, program PMM bisa memberikan pengalaman, penguatan, mempererat hubungan antarmahasiswa lintas kampus, lintas pulau, dan lintas daerah. “Guna menyiapkan mahasiswa sebagai pemimpin bangsa masa depan yang andal serta memahami dinamika keragaman budaya, suku, dan agama sebagai satu potensi bangsa yang sangat besar sebagai modal utama dalam mewujudkan Indonesia emas yang kita cita-citakan bersama,” urainya.

Ketua PMM 2, Rachmawan Budiarto menambahkan, tahun ini akan ada 16 ribu mahasiswa yang mengikuti program PMM secara luring. Mereka bisa memilih satu dari 194 perguruan tinggi selama kuota masih tersedia. Mahasiswa dapat memilih mata kuliah maupun program studi yang sama atau berbeda.

Baca Juga :  Pesona Indonesia Berhasil Pikat Pengunjung Halal Expo Turki 2024

“Total ada 25 kali kegiatan dalam satu semester yang mencakup seluruh komponen kegiatan yang merujuk pada Modul Nusantara,” ujarnya. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui akun instagram PMM, @pertukaranmahasiswamerdeka; laman PMM yakni https://program-pmm.id; dan surat elektronik PMM yakni pmm-01@kemdikbud.go.id. Sejak 28 April – 12 Mei 2022, calon peserta diberi kesempatan untuk mencermati segala persiapan yang harus dilakukan untuk mengikuti PMM 2.

Rachmawan menjelaskan, pihaknya mendorong mahasiswa untuk mengambil 20 SKS di perguruan tinggi penerima. Dengan komposisi, empat SKS di antaranya Modul Nusantara dan 16 SKS adalah mata kuliah yang diambil pada perguruan tinggi penerima. Alternatif lain yaitu mahasiswa mengambil enam SKS pada perguruan tinggi pengirim dan 14 SKS sisanya diambil pada perguruan tinggi penerima.

“Nanti kalian akan bekerja sama dengan pengelola di perguruan tinggi pengirim dan penerima dalam hal keberangkatan, kepulangan, aktivitas pembelajaran, maupun hal teknis apapun, termasuk pengakuan kredit. Maka aktiflah menghubungi pengelola (person in charge atau PIC) pada perguruan tinggi anda masing-masing dan silakan kalian berdiskusi dengan orang-orang yang berwenang,” pesan Rachmawan.

Baca Juga :  Penganugerahan Wonderful Indonesia Co-Branding Award 2024

Lebih lanjut, Rachmawan berpendapat bahwa mahasiswa perlu untuk merasakan keragaman budaya. Pertemanan lintas budaya lewat PMM yang berlangsung satu semester menurutnya penting untuk memupuk rasa percaya diri dalam berpendapat, menuangkan ide, dan mengasah kepekaan sosial.

“Suatu kesempatan luar biasa selama satu semester bisa mengikuti mata kuliah di luar program studi. Namun, peluang ini hanya untuk peserta yang belum pernah mengikuti PMM. Yang menarik adalah kalian bisa merasakan berkuliah lintas perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, serta lintas prodi. Ingatlah, meski adik-adik bertukar sementara yakni hanya satu semester tapi maknanya akan ada untuk selamanya baik secara pribadi, institusi, maupun makna bagi Indonesia kita tercinta,” pungkasnya.  

Direktur Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Dwi Larso menyatakan bahwa banyak program Kemendikbudristek yang pembiayaannya didukung oleh LPDP mulai dari bidang pendidikan, kebudayaan, dan penelitian. “Saya ingin menyapa anda (mahasiswa) bahwa pemerintah hadir dengan program yang bagus karena kami sadari SDM muda kita perlu pengalaman, menambah wawasan dan merayakan keberagaman. Dengan begitu skills dan attitude generasi muda akan makin bermakna bagi kemajuan bangsa ini,” tutur dia.  

“Pesan saya, pendanaan sudah siap, jangan manja, dan manfaatkan sebaik mungkin. Jadilah patriot bangsa yang menghargai keragaman budaya untuk memajukan bangsa kita,” tutupnya.  

Tinggalkan Balasan