Walai.id, Jakarta – Kecaman atas aksi demonstrasi sekelompok orang yang mengatasnamakan Aliansi Santri Gus Dur di kantor PBNU, Jakarta Pusat, pada Jumat (2/8) kemarin, terus berdatangan dari berbagai penjuru tanah air.
Kecaman terbaru datang dari Sulawesi Selatan melalui Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Provinsi Sulawesi Selatan, H. Rusdi Idrus, yang mengutuk aksi tersebut.
Menurut Rusdi, pihaknya sangat mengecam dan mengutuk aksi tersebut karena dinilai jauh dari nalar, etika, adab, dan tradisi kaum Nahdliyin (Warga NU).
“Kami sangat mengecam dan mengutuk aksi tersebut, itu tindakan di luar kebiasaan kita sebagai santri NU. Ini su’ul adab kepada para guru, masyayikh, dan ulama kita sendiri,” terang Rusdi Idrus dalam keterangan resminya, Senin 5/8/2024.
Sebelumnya, aksi massa tersebut mendatangi kantor PBNU dengan tuntutan meminta Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, dan Sekretaris Jenderal PBNU, KH Saifullah Yusuf, untuk mundur dari jabatannya karena dinilai telah melakukan upaya yang dianggap menyimpang dari tujuan PBNU.
“Tuntutannya, ketika melanggar muktamar, siapa pun Ketua Umum yang menahkodai ini harus mundur. Jangan justru membangun manuver politik yang memecah belah umat dan rakyat,” ucap koordinator demo, Muhammad Sholihin.
Dalam sikap resminya, PW GP Ansor Sulsel melalui keterangan pers mengecam aksi tersebut. Rusdi Idrus selaku Ketua PW GP Ansor Sulsel menambahkan bahwa di internal warga Nahdliyin, perbedaan pendapat itu lumrah, tapi sudah menjadi tradisi bila itu terjadi, diselesaikan atau dibicarakan dengan cara yang baik sebagaimana ulama-ulama kita telah contohkan.
“Bukan justru merendahkan harkat dan martabat para kiai kita yang ada di jajaran PBNU melalui aksi seperti itu. Kami ingatkan kepada yang menggelar aksi, jangan sampai karena kepentingan segelintir orang sehingga mengabaikan kebiasaan takzim kita kepada orang tua kita di Nahdlatul Ulama,” tambahnya.
Rusdi juga menyampaikan harapannya agar aksi serupa tidak terulang. “Sekali lagi kami tegaskan aksi tersebut sangat jauh dari kebiasaan kita sebagai kader-kader NU, apalagi ini membawa-bawa nama Guru Bangsa Gus Dur,” tandas Rusdi.
“Kami harapkan aksi seperti itu tidak lagi terulang di waktu mendatang,” pungkasnya.