Walai.id, Bali – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, memberikan apresiasi atas eksistensi Aisyiyah, organisasi perempuan Muhammadiyah yang telah merayakan Milad ke-107.
Pada acara Tasyakur Resepsi Milad Aisyiyah wilayah kepengurusan Bali, pada Ahad 4/8/2024. Menteri PPPA menyatakan bahwa Aisyiyah sangat aktif dan produktif dalam program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
“Aisyiyah, sebagai salah satu kanal kepemimpinan perempuan yang besar, menjadi kekuatan untuk bersinergi dalam memperjuangkan peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak, serta pencegahan berbagai bentuk diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Beberapa program kemitraan telah dilakukan Kemen PPPA dengan Aisyiyah, seperti sosialisasi pencegahan perkawinan anak, penguatan kualitas pengasuhan dalam keluarga, peningkatan ekonomi perempuan, dan sinergi dalam mewujudkan sekolah ramah anak. Pada Mei lalu, Aisyiyah termasuk salah satu dari 11 organisasi yang ikut dan terlibat langsung dalam Munas Perempuan tahun 2024,” ujar Menteri PPPA di Badung, Bali, Minggu (4/8).
Di depan 2000 peserta Milad, Menteri PPPA menyatakan bangga karena semakin banyak perempuan di Indonesia yang berkiprah menjadi subyek dalam pembangunan bangsa dan berani menyuarakan pendapat, meskipun harus diakui bahwa perempuan dan anak masih mengalami diskriminasi, stigmatisasi, marginalisasi, subordinasi, dan bahkan kekerasan. Menteri PPPA berharap Aisyiyah turut andil membantu pemerintah dalam melakukan sosialisasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Saya mohon dukungan dari Aisyiyah untuk membantu dalam sosialisasi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS). Hadirnya UU TPKS merupakan terobosan dan pembaharuan hukum dalam hal strategi nasional perlindungan dan pemenuhan hak-hak korban kekerasan seksual dari hulu hingga hilir,” tutur Menteri PPPA.
Menteri PPPA juga menjelaskan bahwa pembangunan perempuan dan anak dilakukan dengan me-mainstreaming-kan gender dan hak anak, serta membawa pembangunan PPPA ke desa dan kelurahan dengan menginisiasi model Desa dan Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA dan KRPPA) sejak tahun 2021. Dalam pengembangan model DRPPA dan KRPPA, sinergi dan kolaborasi dengan Kementerian/Lembaga yang memiliki pembangunan berbasis desa menjadi kata kunci.
Jaringan organisasi Aisyiyah sangat luas hingga akar rumput, mencakup ribuan Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (setingkat Kecamatan) dan puluhan ribu Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (setingkat Desa). Sebagai organisasi perempuan yang berdiri di masa awal pergerakan, Aisyiyah berperan aktif dalam penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia I dan memprakarsai berdirinya Kongres Wanita Indonesia (KOWANI). Dalam perjalanan organisasi, Aisyiyah terus berkembang dengan program-program bagi kesejahteraan para kader dan masyarakat.
“Kita semua sangat berharap kader ‘Aisyiyah dapat berperan sebagai; (1) pendukung yang kuat untuk mewujudkan kesetaraan gender berdasarkan Ketuhanan, keimanan, dan konstitusi; (2) pembaharu dalam cara berpikir untuk penyelesaian masalah kesetaraan gender; (3) pelopor pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di berbagai tingkatan; dan (4) komunikator antara kebijakan pemerintah dan kebutuhan masyarakat di tingkat akar rumput,” ucap Menteri PPPA.
Sementara itu, Ketua Aisyiyah Provinsi Bali, Sari Prasetya Angkasa, mendorong semua pengurus dan kader untuk lebih aktif berkiprah di ruang publik dan mengembangkan potensi yang ada. Sari mengingatkan kembali bahwa kehadiran Aisyiyah merupakan langkah ijtihad dalam menerjemahkan nilai-nilai ajaran Islam untuk menghadapi struktur sosial yang dipengaruhi paham agama dan budaya yang membelenggu dunia perempuan.