News  

Kemendikbudristek Dorong PENS Lahirkan Lulusan Berdaya Saing Global

Walai.id, Surabaya – Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kiki Yuliati, meresmikan topping off sebagai tanda berakhirnya proses konstruksi pembangunan proyek Gedung Smart Automation Workshop (SAW) Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), di Kompleks Kampus PENS, pada Kamis (15/12). 

Proyek gedung bernilai kontrak Rp142 miliar tersebut didanai melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan skema tahun jamak (multiyear).

“SBSN ini merupakan dukungan pemerintah untuk peningkatan kualitas pendidikan melalui pembangunan sarana dan prasarana. Pembangunan ini tentu tidak bisa kita lihat hanya soal fisik semata, tetapi bagaimana gedung ini akan dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas mahasiswa dalam aktivitas perkuliahan,” kata Dirjen Kiki dalam sambutannya.

Proyek pembangunan Gedung SAW yang ditargetkan akan rampung dan beroperasi pada November 2023 mendatang, menurut Dirjen Kiki menjadi salah satu proyek pembangunan yang paling ditunggu realisasi dan pemanfaatannya. Oleh karena itu, ia berharap, waktu penyelesaian pembangunan gedung ini dapat rampung sesuai target.  

Dirjen Kiki menilai bahwa PENS saat ini terus berkembang dan diharapkan menjadi salah satu perguruan tinggi vokasi unggulan di Indonesia dengan berbagai program pendidikan yang ada. Dari Gedung SAW pula, ia berharap akan lahir lulusan-lulusan yang memiliki daya saing tinggi; pemecah masalah (problem solver) yang andal untuk menjawab tantangan industri di masa depan; serta menjadi individu yang memiliki kemampuan, keahlian, pemahaman dan kepribadian yang mumpuni guna mencapai kesuksesan hidup di masa depan.

Baca Juga :  Kemendag Tegaskan Komitmen dalam Rapat Koordinasi Kemenko Pangan untuk Kelancaran Tata Niaga Pangan

“Gedung ini bukan hanya untuk gedung kuliah, tetapi juga ruang-ruang pembelajaran berbasis proyek, produk, maupun masalah untuk (dibahas bersama guna memperkaya kompetensi) masa depan para mahasiswa PENS,” kata Kiki menambahkan.

Direktur PENS, Aliridho Barakbah, mengatakan bahwa pembangunan Gedung SAW dilatarbelakangi oleh kebutuhan sarana prasarana belajar mahasiswa yang sudah melebihi kapasitas. Tingkat kepadatan mahasiswa PENS saat ini, menurut Ali, sudah mencapai 0,4 meter persegi per mahasiswa atau melebihi dari standar yang ditetapkan, yakni dua meter persegi per mahasiswa.

Kondisi tersebut membuat suasana di luar ruang kelas kerap menjadi begitu riuh layaknya pasar setelah kelas selesai. “Luas PENS saat ini sekitar 4,3 hektare dan itu dihuni sekitar 3.000 mahasiswa,” jelasnya.  

Tak hanya soal kepadatan mahasiswa, PENS juga belum memiliki bengkel-bengkel atau workshop-workshop khusus untuk mendukung pembelajaran yang lebih optimal bagi mahasiswa. Padahal, keberadaan bengkel maupun workshop merupakan hal penting untuk mengembangkan kompetensi para mahasiswa. “Selama ini bengkel-bengkel itu ya dipindahkan di kelas-kelas. Jadi, mahasiswanya menjadi kurang nyaman,” ujar Ali.

Oleh karena itu, Ali berharap, keberadaan Gedung SAW nantinya dapat menunjang penyelenggaraan pembelajaran yang aktif, kreatif, kolaboratif, menyenangkan, dan efektif bagi para mahasiswa. Kehadiran gedung baru juga diharapkan bisa mendukung rencana strategis (Renstra) yang disusun oleh PENS untuk meningkatkan target mahasiswa mencapai 7.000 mahasiswa.

Baca Juga :  BPOM Bersama Polri dan TNI Bongkar Toko Online Kosmetik Impor Ilegal

Sementara itu, Project Manager Pembangunan Gedung SAW dari PT Adhi Karya, Abdul Somad, mengatakan bahwa proses topping off ini menjadi batu loncatan bagi pembangunan Gedung SWA yang peletakan batu pertamanya dilakukan sejak Agustus 2022 lalu. Namun, berkat kerja keras bersama seluruh pihak, pekerjaan struktur bangunan pada Desember ini sudah mencapai 99 persen dengan nilai kontrak sudah mencapai 41 persen.

“Kami optimis, Gedung SAW ini akan tepat waktu dengan mutu yang baik dan zero accident,” kata Abdul Somad optimistis.

Lebih lanjut, Abdul Somad mengatakan bahwa proses pembangunan gedung 12 lantai tersebut dilengkapi dengan sejumlah teknologi canggih. Salah satunya adalah augmented reality (AR), di mana masyarakat bisa melihat gambaran setiap ruangan atau lantai dalam bangunan tersebut secara utuh nantinya setelah gedung benar-benar beroperasi.

“Jadi, ketika terjadi ketidaksesuaian antara kondisi riil bangunan dengan desain yang dirancang akan segera diketahui,” kata Abdul Somad.

Topping Off Ceremony Gedung SAW PENS ini sendiri ditandai dengan penekanan sirene oleh Dirjen Kiki. Pada kesempatan ini, Kiki Yuliati yang berkesempatan menggunakan teknologi VR untuk melihat desain gedung secara langsung mengaku sangat kagum dengan desain Gedung SAW yang dinilai sangat futuristik tersebut.

Tinggalkan Balasan