News  

Kasus Stanting Jadi Perhatian Serius Wabup Maros Dalam Upaya Penanganan dan Pencegahan

Walai.id, Maros – Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Maros, Suhartina Bohari terus menggenjot pendamping TPPS di tingkat kecamatan hingga desa dan kelurahan.

Pada Tahun 2023 mendatang, pihaknya telah sepakat untuk tidak hanya fokus pada anak penderita stunting, tetapi juga harus lebih fokus pada pencegahan penambahan angka stunting. Menurutnya, mencegah bahaya stunting sejak dini akan membantu menghambat pertumbuhan angka stunting yang baru.

“Kita tidak boleh hanya fokus pada pemenuhan gizi bagi anak stunting saja, tetapi kita juga harus fokus pada munculnya angka stunting baru. Kita akan fokus pada pemenuhan gizi bagi ibu hamil,” ungkap Suhartina, pada kegiatan Monitoring terpadu percepatan penurunan angka stunting tahun 2022 di Ruang Pola Kantor Bupati Maros, pada Jumat (02/12/2022) kemarin.

Sekedar diketahui, tahun 2022 terdapat 34 daerah yang menjadi lokasi prioritas dan fokus (Lokus) penanganan stunting. Dan untuk 2023 tersisa 30 daerah yang menjadi lokus penanganan stunting di Kabupaten Maros.

Baca Juga :  Bupati dan Wabup Maros Sambut Menteri Kebudayaan RI

Dihadapan para Camat dan Kepala Desa, Wakil Bupati Maros ini bahkan menyampaikan, akan membuat kalender tahunan khusus program percepatan penurunan angka stunting. Ini akan mendukung terciptanya data kongkrit di tingkat desa dan kelurahan.

“Kalender tahunan, bulanan dan mingguan bahkan. Nanti isinya program-program yang harus berjalan. Kita akan koordinasi tiap bualan, harus berjalan kontinyu, biar permasalah yang ada di lapangan bisa kita tangani lebih dini,” tuturnya.

Membahas tentang stunting berarti membahas bagaimana SDM kita dimasa yang akan datang. Pola pikir kita harus menjangkau 10 hingga 20 tahun kedepan.

“Benar efeknya bukan hari ini, tetapi gerakan kita dalam menekan angka pertumbuhan stunting akan berefek pada Kabupaten Maros nantinya. Ini persoalan kualitas SDM, bukan hal yang boleh disepelekan tetapi hal yang harus selalu ditekankan,” ujarnya.

Baca Juga :  Kirab Budaya Gau Maraja Ramaikan HUT Maros ke-66

Beberapa kecamatan telah mengalami penurunan angka stunting. Misalnya saja Kecamatan Maros baru, Tahun 2020 kasus stunting berada di angka 19,92 persen, 2021 turun menjadi 12,25 persen, dan 2022 telah turun hingga 10,14 persen. Selain itu ada Kecamatan Tompobulu, Tahun 2020 kasus stunting berada diangka 12,69 persen, 2021 turun menjadi 12,11 persen, dan 2022 telah turun hingga 9,69 persen.

Sementara itu, Tenaga Ahli TGUPP bidang Kesmas, Prof dr Veni Hadju Msc P Hd mengaku salut pada Wabup Maros yang sangat bersemangat dalam percepatan penurunan angka stunting. Dirinya sangat sepakan dengan program yang akan digenjot Wakil Bupati Maros ini.

“Salah satu solusi untuk mencegah kasus stunting baru adalah memperhatikan kondisi ibu hamil. Intervensi yang paling utama dilakukan adalah saat hamil. Bahkan yang lebih penting lagi adalah saat prakonsepsi, saat pra kehamilan,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan