News  

Buku Karya Irfan AB Diluncurkan dan Bedah di Perpustakaan Nasional

Walai.id, JAKARTA – Perpustakaan Nasional bekerjasama dengan Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar peluncuran dan bedah buku berjudul menjaga warisan dunia yang ditulis oleh anggota DPRD Sulsel, Muh Irfan AB. 

Kegiatan yang dihadiri langsung oleh Kepala Perustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando dan ketua Harian IKA Unhas, Prof Nasrun Massini itu, digelar di ruang auditorium lantai 2 Perpusnas Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu, (18/03/2023). 

Bedah buku dipandu oleh akademisi Unhas, Hasrullah dengan menghadirkan pembicara dari berbagai latar belakang. Mulai dari penggiat literasi, Nirwa Ahmad Arsuka, Arkeolog Unhas, Iwan Sumantri, Peneliti BRIN, Irfan Mahmud dan Aktifis Lingkungan, Iwan Dento. 

Dalam sambutannya, Syarif Bando mengapresiasi langkah Irfan AB yang telah menyusun sebuah buku terkait lahirnya Peraturan Daerah (Perda) Perlindungan Kawasan Esensial Karst Maros Pangkep. 

“Tidak mudah bagi seorang politisi muda seperti pak Irfan ini menyusun sebuah buku yang bertajuk karst jika tak memiliki visi dan wawasan lingkungan yang jauh kedepan,” katanya. 

Baca Juga :  Kisah Haru Paskibra ADEM di HUT ke-80 RI: Dari Papua ke Panggung Nasional

Menurutnya, buku tulisan Irfan AB itu merupakan sebuah triger untuk lebih mengangkat segala potensi yang dimiliki oleh Sulsel khususnya Karst Maros Pangkep yang saat ini telah diakui dunia sebagai Unesco Global Geopark. 

“Namun ini belum cukup disini saja, perlu ada langkah kongkret membuat kawasan karst itu betul-betul dikenal dunia dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.  Sulsel tidak bisa dipandang sebelah mata dari hubungan antar bangsa sebab sejarahnya,” lanjutnya. 

Pihaknya mengaku, sudah cetak lebih dari seribu eksamplar buku karya Irfan itu dan akan kami bagikan ke seluruh Indonisia, sebagai upaya menambah referensi, khususnya terkait karst. 

“Kita pastikan buku ini akan kita kirim ke setiap Pemda biar ada tambahan referensi baru utamanya terkait karst yang memang masih sedikit bahannya, apa lagi itu Perda karena ini yang pertama di Indonesia,” ujarnya. 

Sementara itu, Muhammad Irfan AB yang juga memberikan sambutan mengaku sangat bahagia karena buku yang ia tulis itu bisa dilirik oleh Perpustakaan Nasional. Menurutnya, wacana menjaga peradaban dunia ini harus terus diwacanakan. 

Baca Juga :  Indonesia Perkuat Aliansi Energi Surya dengan Tiongkok

“Terlepas yang namanya kontroversi dari sebuah karya, kami menyampaikan bahwa wacana ini tidak boleh berhenti. Upaya menjaga peradaban melalui identitas alam kita mesti berkelanjutan,” kata Irfan. 

Irfan melanjutkan, seluruh potensi sumber daya alam kita harus terus dijaga dengan berbagai kebijakan yang memang pro terhadap lingkungan. Ia pun menyebut, jika dirinya sempat kesulitan dalam menyusun Perda tersebut di awal-awal perumusan. 

“Yah Perda ini memang inisiatif dan tidak ada sebelumnya di Indonesia. Makanya diawal saya akui agak kesulitan meramu konsepnya seperti apa. Tapi ini juga berkat teman-teman penggerak lingkungan yang terus memberikan masukan,” ujarnya. 

Peneliti BRIN, Irfan Mahmud dalam kesempatan materinya, juga menyampaikan apresiasi besar atas lahirnya buku itu. Ia menyebut, buku itu bukan hanya produk kebiajakan tapi juga pengetahuan. 

“Ini buku pertama jujur adalah sebuah proses kebijakan (Perda) bisa dianggap sebagai sejarah legislasi. Karena dari awal proses penyusunannya terecord dengan baik dalam buku ini,” sebutnya.

Tinggalkan Balasan