Walai.id, Jakarta – Industri otomotif terus memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, dengan dukungan penting dari industri kecil dan menengah (IKM) komponen yang menjadi bagian integral dalam rantai pasok sektor ini.
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan kendaraan roda empat atau lebih di pasar domestik mencapai 865.723 unit sepanjang 2024, sedangkan penjualan kendaraan roda dua mencapai 6.333.310 unit.
Namun, di tengah pencapaian tersebut, IKM komponen otomotif menghadapi tantangan berat akibat dinamika ekonomi global yang menuntut efisiensi dan produktivitas lebih tinggi.
“IKM komponen otomotif harus memenuhi standar QCD (Quality, Cost, Delivery). Untuk itu, kolaborasi dan pembinaan yang berkelanjutan menjadi sangat penting,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita, dikutip pada 25/04/2025.
Sebagai langkah strategis, Kemenperin bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam program Automotive Industry Development yang diluncurkan pada 25 Februari 2025. Salah satu implementasi dari kerja sama ini adalah kegiatan Fasilitasi Matchmaking antara IKM komponen otomotif dan startup teknologi lokal yang berperan sebagai System Integrator.
Matchmaking tersebut dilaksanakan secara daring melalui platform Startup for Industry selama periode 25 Februari hingga 28 Maret 2025. Melalui platform ini, IKM dapat menemukan startup yang menawarkan solusi teknologi sesuai dengan kebutuhan mereka.
Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut, Dini Hanggandari, menjelaskan bahwa tujuan dari matchmaking ini adalah untuk mendorong digitalisasi dan otomatisasi demi meningkatkan daya saing IKM. “Hasilnya, delapan IKM berhasil dipasangkan dengan enam startup teknologi terpilih,” ujarnya dalam penandatanganan kontrak antara JICA dan enam startup di Jakarta, Selasa (22/4).
Pasangan yang terbentuk antara lain:
- PT. Armeta Kreasi Mandiri – PT. Trimitra Nusantara Sakti
- PT. Eran Plastindo Utama – Ragdalion Technology
- PT. Arkha Industries Indonesia – PT. Sopwer Teknologi Indonesia
- PT. Laksana Tekhnik Makmur – PT. Sopwer Teknologi Indonesia
- PT. FNF Metalindo Utama – Ragdalion Technology
- PT. Itori Kreasindo Perkasa – PT. Stechoq Robotika Indonesia
- PT. Sebastian Jaya Metal – PT. Takodam Ciptamandiri Nusantara
- PT. Sugi Jaya Utama – PT. MyEco Teknologi Nusantara
Dini menyebutkan, total anggaran untuk delapan proyek implementasi teknologi ini mencapai Rp1,2 miliar, yang seluruhnya didanai oleh JICA. Ia juga mengapresiasi peran JICA dalam mendukung IKM dan memberdayakan startup binaan Kemenperin sebagai penyedia solusi teknologi.
“Harapannya, para startup dapat memberikan solusi terbaik dan IKM dapat terus melanjutkan proses digitalisasi secara mandiri ke depan,” imbuhnya.
Senior Representative JICA Indonesia, Sato Akira, menambahkan bahwa program ini menarik minat luas, dengan lebih dari 20 proposal yang masuk. Survei JICA juga menunjukkan mayoritas perusahaan berminat mengikuti kembali jika program ini dilakukan secara daring.
“Meski pelaksanaan proyek cukup singkat, hanya dari April hingga Juli 2025, kami berharap dapat memberikan dampak nyata terhadap transformasi digital IKM dan meningkatkan daya saing mereka,” pungkas Sato.