Walai.id, Beijing – Menanggapi kebijakan tarif baru yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pemerintah China kini mengubah pendekatannya dari diplomasi menjadi strategi yang lebih tegas, pada Ahad, 13/4/2025
Langkah ini termasuk mobilisasi instansi pemerintahan untuk menanggapi tekanan ekonomi dari AS, dengan sejumlah tindakan seperti penangguhan cuti dan penambahan staf di departemen yang menangani isu-isu terkait AS.
Menurut sumber yang dekat dengan keputusan tersebut, China juga memperkenalkan berbagai pembatasan perdagangan dan berusaha menggalang dukungan dari negara-negara lain agar tidak mengikuti tekanan ekonomi yang datang dari Washington.
Komunikasi antara kedua negara dikabarkan semakin jarang sejak awal tahun 2025, meskipun sebelumnya China berusaha membangun hubungan kerja dengan tim Trump.
Pemerintahan Xi Jinping, melalui beberapa pejabat tinggi yang berbicara secara anonim, lebih menekankan pentingnya ketahanan domestik dengan mempromosikan konsumsi dalam negeri serta ketahanan ekonomi. Pesan-pesan simbolik, termasuk referensi pada sejarah kepemimpinan Mao Zedong, digunakan untuk menguatkan narasi ini. Meskipun tidak ada eskalasi lebih lanjut dalam tarif, China tetap menyatakan kesiapan untuk melindungi kepentingan ekonominya dengan tegas.
Sebagai respons terhadap ketegangan perdagangan ini, China mengalihkan fokus pada kemandirian ekonomi dengan mendorong konsumsi domestik, meningkatkan stimulus fiskal, dan memperkuat sektor teknologi.
Seorang pejabat senior Bank Rakyat China mengatakan, pada Maret 2025, bank-bank di China melaporkan penyaluran pinjaman baru sebesar 3,64 triliun yuan, atau sekitar 500 miliar dolar AS, yang melebihi ekspektasi pasar.
Langkah ini menunjukkan bahwa China aktif menggunakan kebijakan kredit untuk mendukung perekonomiannya di tengah ketidakpastian global.
Di sisi lain, AS menunjukkan kebijakan yang kurang konsisten dalam hal tarif produk teknologi. Pemerintah AS baru-baru ini mengeluarkan pengecualian untuk beberapa produk elektronik, seperti smartphone dan komputer, dari tarif baru yang diterapkan pada barang-barang impor dari China.
Namun, Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, dalam pernyataannya menyebutkan bahwa produk-produk ini bisa saja dikenakan tarif tambahan dalam waktu dekat, yang menambah ketidakpastian di sektor teknologi.
Dengan pendekatan yang lebih bertahan, China siap menghadapi ketegangan ekonomi jangka panjang. Sumber yang terlibat dalam kebijakan tersebut menyatakan bahwa pemerintah Tiongkok berfokus pada penguatan perekonomian domestik dan menjalin aliansi strategis dengan negara-negara lain untuk menyeimbangkan tekanan yang diberikan oleh AS.