News  

BPOM Memantau Pengembangan Sorgum untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan

BPOM

Walai.id, Mojokerto – Indonesia masih mengandalkan impor bahan pangan pokok seperti beras dan gandum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 

Sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan, pemerintah fokus pada diversifikasi makanan, salah satunya adalah pengembangan sorgum, bahan pangan alternatif yang memiliki kandungan karbohidrat rendah dan bebas gluten, Kamis 2 November 2023

Sorgum dianggap sebagai solusi yang menjanjikan dalam mengurangi ketergantungan pada impor beras dan gandum. Tanaman sorgum kaya serat pangan dan zat besi, yang memiliki potensi untuk membantu mengatasi masalah stunting dan penyakit tidak menular seperti diabetes melitus dan obesitas.

Sebagai bagian dari upaya ini, Pemerintah Indonesia telah merancang Peta Jalan Produksi dan Hilirisasi Sorgum, yang melibatkan beberapa wilayah strategis di Indonesia.

Baca Juga :  Kemendikdasmen Perkenalkan Program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

Namun, pengembangan sorgum memerlukan kolaborasi antar berbagai kementerian, dinas, dan sektor swasta. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berperan penting dalam memastikan keamanan, mutu, dan gizi produk pangan olahan berbahan sorgum.

BPOM mengadakan Sarasehan Jaminan Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan Olahan Berbahan Dasar Sorgum dalam rangka peringatan World Food Day Tahun 2023 pada tanggal 2 November di Mojokerto. Acara ini melibatkan sejumlah narasumber dari berbagai lembaga dan akademisi.

Kepala BPOM, Penny K. Lukito, menjelaskan bahwa pengawalan dari hulu hingga hilir sangat penting dalam mengembangkan sorgum sebagai pangan alternatif. Kerja sama lintas sektor dan bimbingan teknis kepada para pelaku usaha pangan olahan, terutama usaha mikro kecil, menjadi kunci keberhasilan dalam diversifikasi pangan.

Baca Juga :  Presiden Prabowo Apresiasi Pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 yang Aman dan Tertib

Selain memantau pengembangan sorgum, BPOM juga menjalin kerja sama dengan Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Mojokerto dan Rabithah Ma’ahid Islamiyyah Wilayah Nahdlatul Ulama (RMI PWNU) di Yogyakarta.

Kerja sama ini bertujuan untuk mengembangkan program Santripreneur di pondok pesantren dan meningkatkan kesadaran tentang obat dan makanan. Pada kesempatan yang sama, BPOM juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur atas komitmennya dalam menangani obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat.

Melalui langkah-langkah ini, BPOM bersama mitra pihak berusaha memastikan sorgum menjadi bagian penting dalam diversifikasi pangan untuk mencapai ketahanan pangan yang lebih baik di Indonesia.

Tinggalkan Balasan