Walai.id, Maros – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Maros bekerjasama dengan Universitas Dwijendra melaksanakan bimbingan teknis (Bimtek), dengan tema “Sinergitas Forkopimda Dalam Menghadapi Pemilu dan Pilkada Serentak 2024”.
Bimtek itu di gelar di Hotel Fashion Legian, Jln Legian No. 121, Kuta, Badung Regency, Provinsi Bali, 16 sd 19 Februari 2023.
Bimtek tersebut menuai sorotan dari Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Maros, Muh. Haider Idris menurutnya, kegiatan bimtek tersebut tidak seharusnya dilaksanakan apalagi dalam situasi saat ini, dimana Kabupaten Maros ini tengah dilanda musibah bencana banjir.
Ia menegaskan, kegiatan bimtek ini juga hemat kami tidak menemukan urgensinya, karena tidak mendukung penguatan fungsi-fungsi kedewanan, jadi mohon maaf jika lembaga legislatif yang berisi Anggota DPRD yang terhormat tidak memiliki sense of crisis.
Disamping itu, saat ini Kabupaten Maros sedang dilanda bencana banjir akibat cuaca ekstrem yang melanda sejumlah lahan pertanian dan pemukiman warga disebagian besar Kecamatan di Kabupaten Maros.
“Aneh tapi nyata Wakil rakyat Maros yang seharusnya membersamai rakyatnya melewati musibah banjir dan angin kencang malah plesiran ke Bali dengan dalih bimtek” keluh Haidir Idris.
Waktu pelaksanaan kegiatan bimtek itukan bisa tentatif, ini kok saya ndak melihat landasan moril pelaksanaan kegiatan, seharusnya bisa ditunda dulu, setelah penanganan bencana selesaiā, ujar Haidir Idris sesuai keterangannya, Kamis (16/02/2023).
Haider juga menjelaskan, sebanyak 31 orang Anggota DPRD Maros yang ke Bali untuk kegiatan bimtek, dan data yang kami peroleh dari Kabag Umum Sekertariat DPRD Maros, bahwa setiap Anggota DPRD Itu menggunakan anggaran 5 Juta perorang, sementara penanganan banjir di daerah ini, kabar terakhir yang saya peroleh masyarakat masih ada yang belum mendapat bantuan.
Bimtek Anggota DPRD Maros di Universitas Dwijendra (Denpasar Bali-red), di Maros kita punya Universitas Muslim Maros (UMMA) dan Sekolah Tinggi Agama Islam Darud Dakwah Wal Irsyad (STAI DDI), jadi untuk apa jauh jauh, lagi pula jika diperhatikan susunan acaranya utamanya yang membawakan materi atau pematerinya juga dari Forkopimda Maros ditambah dosen dari Universitas Dwijendra, tambahnya.
Sungguh sangat di sayangkan anggaran yang seharusnya bisa di manfaatkan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat utamanya untuk para korban banjir, malah digunakan untuk kegiatan yang sebetulnya tidak terlalu dibutuhkan Anggota DPRD dan juga berkolerasi positif dengan peningkatan kapasitas mereka sesuai tugas pokok dan fungsinya yaitu, legislasi, budgeting dan pengawasan, tegas Haidir.
Faktanya hari ini akibat cuaca ekstrem di Maros, petani sawah terancam merugi karena tanaman padi mereka terendam air banjir, belum lagi kerugian yang dialami petani tambak yaitu ikan dan udang peliharaan mereka lepas juga karena banjir, hal ini yang seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah, kuncinya.