News  

Bencana Banjir Melanda Maros, Anggota DPRD Malah Pergi Ke Bali

Walai.id, Maros – Ditengah bencana banjir yang merendam sejumlah pemukiman warga di delapan kecamatan. DPRD Maros justru melakukan perjalanan dinas ke Bali selama 4 hari, Kamis 16/02/2023.

Kegiatan itu dalam rangka agenda bimbingan teknis DPRD Maros tentang sinergitas Forkopimda dalam menghadapi Pemilu dan Pilkada serentak 2024.

“Bimteknya tentang Pemilukada 2024, dengan pemateri Forkopimda Maros, jadi ini adalah Bimtek pertama tahun 2023,” ujar Sekretaris DPRD Maros Eldrin Saleh. 

Eldrin menjelaskan dari 35 anggota DPRD, hanya 31 orang yang ikut dikarenakan beberapa anggota dewan berhalangan.

“Untuk anggota dewan dari PPP tidak ikut karena sedang bimtek partai di Jakarta, anggota lain juga ada yang berhalangan hadir karena sedang umroh,” paparnya. 

Baca Juga :  Bupati Maros Serahkan Bantuan Bibit Itik ke Peternak

Anggaran yang digunakan dalam Bimtek ini bersumber dari APBD Maros tahun 2023. Per dewan dianggarkan sebesar Rp5 juta per orang. 

Sedangkan Bupati Maros AS Chaidir Syam saat dikonfirmasi mengatakan, dirinya diundang ke Bali untuk membuka Bimtek DPRD Maros ini. 

“Saya hanya diundang untuk membuka kegiatan Bimtek DPRD ini, sedangkan beberapa forkopimda menjadi narasumber,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Celebes Law and Transparancy, Arialdy Kamal menyayangkan perjalanan anggota DPRD Maros ke Bali di tengah cuaca ekstrim dan banjir yang masih terjadi.

Menurutnya, perjalanan dengan dalih apapun saat bencana sangatlah tidak etis dilakukan. Terlebih banyak warga yang membutuhkan perhatian dari para wakil rakyat dan juga pemimpinnya.

Baca Juga :  KPU Palopo Segera Pleno Penetapan Wali Kota Terpilih

“Jelas tidak etis karena saat ini masih ada bencana. Dalih apapun itu sebenanya tidak bisa dibenarkan. Masyarakat kita ini sedang butuh empati, tapi justru mereka malah pergi,” kata Arialdi.

Lebih lanjut, mantan ketua HPPMI Maros itu menyebut, agenda yang akan mereka ikuti tidaklah terlalu penting dan masih bisa ditunda kapan saja. Ia pun menilai, jika agenda itu hanya pemborosan semata.

“Kan bisa dilaksanakan di Maros. Kenapa harus ke Bali. Sepertinya hanya kedok saja untuk pelesiran. Lagi pula juga masih bisa ditunda kapan saja agendanya. Menurut kami itu pemborosan anggaran,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan