Walai.id, Jakarta – Dengan mengangkat tema utama ”Recover Together, Recover Stronger”, Indonesia secara resmi akan menjadi Presidensi G20 mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022. Pemerintah menyadari bahwa pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia akan sangat bergantung pada situasi dan kondisi pengendalian Covid-19 di tanah air.
Menyambut Presidensi G20 tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, ”Pemerintah Indonesia akan menjalankan Presidensi G20 ini dengan mengoptimalkan manfaat bagi bangsa Indonesia, di bidang ekonomi, pembangunan sosial dan juga politik. Ini adalah momentum penting untuk menunjukkan kepemimpinan Indonesia dan juga menjadikan Indonesia sebagai role model pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.”
Dalam melaksanakan peran sebagai Presidensi G20, Indonesia akan melakukan koordinasi kebijakan global yang berkontribusi terhadap tata kelola dunia yang lebih seimbang, membuat G20 lebih adaptif terhadap krisis, dan memperjuangkan kepentingan nasional di forum global, melalui isu-isu terkait Transformasi Digital dan Ekonomi Inklusif.
Sekaligus dalam rangkaian persiapan Presidensi G20 Indonesia, Duta Besar Dian Triansyah Djani yang bersama Plt. Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Raden Edi Prio Pambudi berlaku sebagai Co-Sherpa G20 Indonesia, di sela-sela pertemuan Sherpa ke-3 Presidensi G20 Italia, menerima kunjungan bilateral dari Sherpa G20 Rusia, Svetlana Lukash, di KBRI Roma, Italia, Senin (13/09).
Pertemuan ini dimaksudkan untuk menjaga hubungan kerja sama antara dua negara dan membahas topik-topik yang menjadi perhatian bersama pada forum G20. Co-Sherpa G20 Indonesia juga menyampaikan bahwa Presidensi G20 Indonesia akan mengadakan pertemuan Sherpa pertama yang direncanakan pada awal Desember secara fisik di Jakarta, setelah Presidensi G20 Italia yang akan berakhir pada 30 November 2021.
Dalam forum G20, Rusia pernah menjadi Presidensi pada tahun 2013 dimana KTT G20 dilaksanakan di St. Petersburg dan menghasilkan beberapa kesepakatan termasuk Rencana Aksi dalam Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) dan rencana aksi St. Petersburg dalam kebijakan makro, fiskal dan struktural serta investasi jangka panjang.
Dalam pertemuan tersebut, Sherpa Indonesia dan Rusia saling berbagi pandangan terhadap draft leaders’ declaration yang saat ini sedang dibahas dan diharapkan menjadi deliverables dari Presidensi G20 Italia. G20 Leaders Declaration merupakan kesepakatan bersama yang ditandatangani oleh para pemimpin G20 atas isu-isu yang sedang berkembang.
Selain itu, Sherpa kedua negara juga sepakat bahwa forum G20 harus memiliki manfaat nyata yang dapat dirasakan baik oleh negara anggota maupun secara global. Dalam pertemuan tersebut disampaikan pula inisiatif Presidensi G20 Indonesia untuk memasukkan isu industri dalam pembahasan G20.
Pada kesempatan tersebut, Rusia menyampaikan apresiasi atas hubungan kerja sama yang baik dengan Indonesia, serta keterlibatan aktif Indonesia dalam forum G20. Rusia juga menyatakan akan mendukung sepenuhnya Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 dan menawarkan bantuan “best practices” dari Presidensi G20 Rusia terdahulu.
Presidensi G20 Indonesia nantinya akan diisi dengan beragam rangkaian kegiatan seperti Road to G20 Indonesia 2022, side event, pertemuan Working Group dan Engagement Group, pertemuan Sherpa/Deputi, pertemuan tingkat Menteri dan puncaknya pertemuan tingkat kepala negara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT). Secara khusus, Sherpa G20 Rusia mengharapkan Presidensi G20 Indonesia 2022 dapat menghasilkan outcome yang konkrit serta memiliki rangkaian kegiatan yang teratur dan terorganisir dengan baik.