WALAI.ID, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika menyiapkan perempuan Indonesia agar menjadi talenta dalam transformasi digital nasional. Salah satunya dengan menggelar Indonesian Women in Tech “Programming with Python” dalam Program Digital Talent Scholarship Tahun 2021
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Kementerian Kominfo, Hary Budiarto menyatakan pelatihan ditujukan untuk meningkatkan inklusifitas gender di sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
“Itulah kenapa pesertanya harus wanita karena ada ketentuan dalam SDG’s bahwa 30% dari seluruh sektor harus diwakili wanita. Untuk sektor TIK, lewat pelatihan ini akan dapat mendorong wanita menjadi programmer dan menciptakan aplikasi,” jelasnya dalam Inagurasi Pelatihan Indonesian Women in Tech “Programming with Python” yang berlangsung virtual dari Depok, Jawa Barat, Rabu (26/08/2021).
Mengutip laporan Bank Dunia, Kabalitbang SDM Kementerian Kominfo menyatakan sampai tahun 2030 dibutuhkan 9 juta talenta digital. Jumlah itu, menurutnya merupakan kebutuhan talenta digital di level terampil dan semi-terampil.
“Kita harus sediakan 9 juta talenta digital termasuk wanita dalam waktu sampai 2030. Sesuai instruksi dan arahan Presiden Joko Widodo harus melakukan tranformasi digital untuk segala hal. Masuk ke era digital di era industri 4.0 dan adanya pandemi menuntut masuk ke ruang digital,” tuturnya.
Pelatihan yang telah berlangsung sejak tanggal 26 Juli hingga tanggal 20 Agustus 2021 bekrja sama dengan Cisco System didukung Vijay Computer Academy dan International Telecommunication Union Tech for Girls.
“Diharapkan dengan pelatihan itu makin banyak wanita yang terlibat atau makin profesional dalam bidang teknologi khususnya pemograman komputer,” ungkap Hary Budiarto.
Kabalitbang SDM Kementerian Kominfo menegaskan upaya menyiapkan talenta digital, khususnya perempuan membutuhkan kerja bersama semua pihak.
“Kementerian Kominfo mampu menyiapkan 600 ribu talenta digital, maka dengan itu tidak hanya Kementerian Kominfo tapi juga Kemdibud Ristek, Kementerian Ketenagakerjaan juga Kementerian Perindustrian,” jelasnya.
Kepala Pusat Pengembangan Profesi dan Sertifikasi Profesi Hedi M. Idris mendorong agar peserta pelatihan bisa memanfaatkan materi yang telah dipelajari. Menurutnya keterampilan teknis berkaitan dengan pemrograman perlu terus diasah dengan menggunakannya.
“Programming harus dilatih terus dan dipakai terua agar tidak lupa, Bisa dengan membuat sesuatu yang menyenangkan dengan membuat game, atau kalau sudah dapat pekerjaan bisa menjadi sumber pendapatan,” ujarnya.