Walai.id, Tasikmalaya – Lebih dari seribu guru dan murid dari 25 provinsi mengikuti Internalisasi Penanaman Nilai-Nilai Integritas dan Sosialisasi Pencegahan Kekerasan pada Satuan Pendidikan 2025 yang digelar Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Inspektorat Jenderal (Itjen), bekerja sama dengan Komisi X DPR RI dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikdasmen.
Sebanyak 90 peserta hadir langsung di Tasikmalaya, sementara ratusan lainnya bergabung secara daring.
Kegiatan ini menyoroti dua pesan besar: anti-korupsi dan pencegahan kekerasan di lingkungan pendidikan. Nilai tersebut diyakini perlu ditanamkan sejak dini, tidak hanya melalui pembelajaran, tetapi juga teladan guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, dan orang tua.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, menegaskan bahwa integritas adalah fondasi pendidikan.
“Integritas diajarkan lewat contoh. Guru yang jujur dan konsisten adalah buku pelajaran terbaik. Sehebat apa pun regulasi, tanpa keteladanan, pelanggaran tetap akan mencari celah,” ujarnya, pada Sabtu, 27/09/2025.
Inspektur Jenderal (Irjen) Kemendikdasmen, Faisal Syahrul, menambahkan bahwa sekolah harus menjadi ruang aman dan nol kekerasan. “Orang tua, masyarakat, pemerintah daerah, hingga lembaga terkait perlu terlibat aktif agar budaya integritas dan nol kekerasan benar-benar terwujud,” katanya.
Sebagai pembicara utama, Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, menyoroti pentingnya pengawasan dana pendidikan, dari Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) hingga DAK.
“Setiap rupiah uang negara di pendidikan wajib diawasi. Transparansi dan akuntabilitas menjamin bantuan benar-benar sampai ke kelas,” tegasnya.
Ferdiansyah juga mengaitkan tema integritas dengan tiga fungsi DPR RI – legislasi, pengawasan, dan anggaran – serta mengingatkan sembilan komponen integritas: jujur, disiplin, bertanggung jawab, berani, sederhana, peduli, adil, mandiri, dan kerja keras.
Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum membangun komitmen kolektif agar guru, murid, tenaga kependidikan, dan orang tua bisa menjadi teladan integritas. Langkah kecil seperti menolak gratifikasi, tidak menoleransi kecurangan, dan menumbuhkan sikap saling menghormati dapat mewujudkan sekolah yang aman, ramah, dan jujur.