News  

Indonesia Matangkan Persiapan sebagai Partner Country di INNOPROM 2026

Walai.id, Nasional – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mempersiapkan partisipasi Indonesia sebagai Partner Country pada Industrial International Exhibition (INNOPROM) 2026, pameran industri terbesar di Rusia. Upaya ini salah satunya dilakukan melalui penyelenggaraan Business Dialogue Road to INNOPROM 2026 di Surabaya.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai keikutsertaan Indonesia pada ajang tersebut sebagai peluang strategis untuk memperlihatkan kemampuan sektor manufaktur nasional di kancah global. Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak hanya hadir sebagai peserta, tetapi sebagai mitra utama dengan visi yang jelas terkait inovasi, keberlanjutan, dan pembangunan industri yang inklusif.

“Partisipasi sebagai Partner Country menjadi momentum penting untuk menampilkan kekuatan, kreativitas, dan daya saing industri kita di hadapan komunitas internasional,” ujar Menperin dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (20/11/2025).

Sekretaris Direktorat Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Syahroni Ahmad menyampaikan bahwa INNOPROM merupakan pintu strategis untuk memperluas akses pasar dan memperkuat kemitraan industri dengan Rusia serta negara-negara Commonwealth of Independent States (CIS).

Baca Juga :  Komdigi: 76 Persen Situs Judi Online Gunakan Infrastruktur Cloudflare

Menurutnya, status Indonesia sebagai Partner Country 2026 akan dimanfaatkan untuk mendorong kerja sama industri dan investasi, memperkuat hubungan antar-pelaku usaha serta antar-pemerintah, sekaligus mempromosikan kemampuan teknologi dan kreativitas industri nasional.

Ia menjelaskan bahwa langkah ini selaras dengan strategi percepatan transformasi menuju negara industri maju melalui hilirisasi dan peningkatan nilai tambah. Pada triwulan III/2025, ekspor manufaktur nonmigas tercatat sebesar USD167,85 miliar atau 81 persen dari total ekspor nasional. Sementara itu, kontribusi sektor manufaktur nonmigas terhadap PDB mencapai 17,39 persen.

Secara global, Indonesia menempati peringkat ke-13 dunia untuk Manufacturing Value Added (MVA) pada 2024 dan menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara, dengan nilai MVA mencapai USD265 miliar, dua kali lipat lebih besar dibandingkan Thailand.

Baca Juga :  Pemerintah Percepat Persiapan Mobil Nasional, Kemenperin dan Pindad Matangkan Konsep

Perkuat Kerja Sama dengan Rusia

Syahroni menuturkan bahwa hubungan ekonomi Indonesia–Rusia menunjukkan potensi yang terus meningkat. Pada 2024, nilai perdagangan kedua negara mencapai USD3,98 miliar, sementara investasi Rusia di Indonesia tercatat sebesar USD262,8 juta.

Menurutnya, terdapat peluang luas dalam penguatan kerja sama di berbagai sektor seperti pangan dan pertanian, farmasi dan alat kesehatan, industri perkapalan, chrysotile, pupuk, hingga metalurgi. Selain itu, Indonesia mendorong percepatan penyelesaian perundingan Indonesia–Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (IEAEU-FTA) untuk membuka peluang yang lebih besar.

“Kami berharap pada 2026 Indonesia dapat tampil sebagai negara dengan visi yang kuat, strategi yang terarah, serta kesiapan sektor industri yang kompetitif dan berorientasi masa depan,” ujarnya.

Kemenperin mengajak pelaku industri memanfaatkan forum Business Dialogue sebagai wadah memperluas jejaring, menjajaki peluang kerja sama, serta mempromosikan keunggulan industri dari berbagai daerah.