Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kepada Tuhan serta Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Cerita – cerita tentang buaya sebagai keturunan seringkali diwariskan melalui mitos dan legenda yang hidup di masyarakat, di Indonesia mitos dan legenda masih bertahan hingga kini. Masyarakat meyakini bahwa buaya tertentu memiliki hubungan mistis dengan manusia, bahkan dianggap sebagai leluhur mereka, salah satu warga kabupaten maros berinisial NL memberikan pendapat mengenai hal itu, didesanya terdapat kepercayaan mengenai buaya bernama “Lato Sanro”.
Menurutnya cerita turun-temurun, buaya ini sering terlihat berjalan di atas air untuk mengunjungi sesama buaya hal ini juga dikaitkan dengan nenek moyang masyarakat setempat, sehingga dalam beberapa acara adat, seperti pernikahan, warga memberikan sesajen berupa telur dan pisang sebagai bentuk penghormatan, NL sendiri mengaku pernah merasakan sensasi seolah berada di dalam air, memiliki ekor, serta tubuh yang berat seperti hendak berenang. Pengalaman ini juga dialami oleh warga lain yang kemudian semakin memperkuat keyakinan mereka terhadap hubungan mistis dengan buaya tersebut.
Di sisi lain mitos dan legenda itu mengalami pro dan kontra, di salah satu media (@mksinfo.official) menunjukkan momen saat seekor buaya yang masuk ke permukiman warga ditangkap dan dieksekusi. Hal ini memicu reaksi beragam dari masyarakat, ada yang mengecam tindakan tersebut sebagai pelanggaran terhadap kepercayaan budaya, sementara yang lain menilai bahwa kepercayaan ini hanya mitos belaka dan tidak memiliki dasar ilmiah.
Debat di media sosial pun menghangat. Sebagian menganggap masyarakat yang percaya pada mitos ini sedang berkhayal atau bahkan disebut musyrik. Tak sedikit pula yang mengkritik bahwa fenomena ini menunjukkan rendahnya tingkat literasi sains di masyarakat.
Keberadaan mitos dalam budaya masyarakat bukanlah sesuatu yang bisa dihapus begitu saja. Sebagai warisan turun-temurun, mitos sering kali memiliki nilai filosofis dan sosial yang penting bagi komunitas tertentu. Namun, di era modern yang berbasis ilmu pengetahuan, masyarakat perlu lebih kritis dalam menyikapi kepercayaan semacam ini.
Percaya pada mitos memang hak setiap individu, tetapi jika keyakinan tersebut berisiko membahayakan diri sendiri atau menghambat kemajuan berpikir, maka edukasi dan literasi sains menjadi kunci.
Sebagai solusi, pendekatan yang lebih bijak adalah mengedukasi masyarakat tentang ekosistem buaya, bahaya yang ditimbulkan, serta cara penanganan yang tepat tanpa harus mengorbankan nilai budaya, dengan demikian, keseimbangan antara menghormati tradisi dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dapat tercapai.
-Latifa Turohma