News  

Kurikulum Merdeka Bantu Siti dan Ryan Wujudkan Cita-Cita

Walai.id, Kalimantan Timur – Implementasi Kurikulum Merdeka menjadi angin segar bagi pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini memperkenalkan fleksibilitas dan pendekatan yang berpusat pada murid, menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif, menyenangkan, dan bermakna. Tidak hanya mengandalkan pembelajaran berbasis buku teks, Kurikulum Merdeka mengajak murid dan guru menjadi subjek dalam proses belajar mengajar, mendorong partisipasi aktif dalam kegiatan dua arah.

Di SMA Negeri 1 Long Iram, Kutai Barat, Kalimantan Timur, Siti Aisah, seorang murid kelas 12, merasakan langsung manfaat dari Kurikulum Merdeka. Dalam proyek Potret Cerita Kurikulum Merdeka 2024, Siti berbagi pengalamannya mengikuti pembelajaran Sejarah yang diampu oleh Aditya Ajeng Swastama.

Pembelajaran ini mengajak murid untuk membuat materi presentasi menggunakan Canva, sebuah alat yang menurut Siti meningkatkan kreativitasnya. Lebih lanjut, Aditya menyertakan permainan bola estafet yang digabungkan dengan lagu daerah “Ampar-Ampar Pisang,” yang membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan memotivasi.

Baca Juga :  Presiden Prabowo Subianto Bertemu Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim

Siti juga menjelaskan bagaimana Kurikulum Merdeka memberinya kesempatan untuk terlibat dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Ia merasa diberi kebebasan untuk berkreasi dan terlibat langsung dalam berbagai kegiatan seperti pemilu Ketua OSIS dan bazar makanan serta kerajinan rajut.

“Kami diberi wadah khusus untuk berkembang sesuai minat dan bakat, dan saya menikmati semua kegiatan ini,” ungkap Siti.

Ryan Jefferson Ho, murid kelas 12 di SMA Negeri 1 Balikpapan, juga merasakan dampak positif dari Kurikulum Merdeka. Ryan, yang dulunya pemalu, kini pandai dalam public speaking berkat dukungan penuh dari para gurunya.

Baca Juga :  Panduan Lengkap Cara Mendaftar Identitas Kependudukan Digital (IKD)

Ia bahkan diberi kesempatan untuk mewawancarai masyarakat dan menjadi moderator dalam berbagai kegiatan sekolah. Ryan mengakui bahwa dukungan dari guru-gurunya membuatnya merasa tidak pernah sendirian dalam mewujudkan cita-citanya.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Iwan Syahril, menegaskan bahwa Kurikulum Merdeka benar-benar menjadikan murid sebagai pusat pembelajaran.

Kurikulum ini memberikan fleksibilitas bagi sekolah untuk berinovasi dan bagi guru untuk menyesuaikan materi dengan kemampuan murid, memastikan bahwa setiap murid mendapatkan tantangan yang tepat.

Menurut Iwan, Kurikulum Merdeka juga penting dalam penguatan karakter murid melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Ia menambahkan, “Pengalaman Ryan dan Siti membuktikan bahwa Kurikulum Merdeka telah mewujudkan mimpi-mimpi murid menuju sekolah yang dicita-citakan.”