Walai.id, Jakarta – Indonesia optimis mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% pada akhir 2024, setelah mencatatkan pertumbuhan ekonomi hingga 5,05% (yoy) pada tahun ini.
Konsumsi domestik diperkirakan tetap menjadi kontributor utama Produk Domestik Bruto (PDB). Melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, pemerintah berkomitmen mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.
Dalam mencapai visi tersebut, transformasi ekonomi menjadi langkah esensial untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Dengan bonus demografi dan kepercayaan dunia internasional, peluang mencapai Visi Indonesia Emas 2045 semakin meningkat dan perlu dioptimalkan oleh pemerintah.
“Salah satu transformasi ekonomi adalah melalui upaya hilirisasi komoditas sumber daya alam. Di sektor mineral, kami sudah memulai keberhasilan hilirisasi nikel. Kami juga akan mengembangkan produk turunan tembaga dan pasir silika yang berguna bagi pengembangan industri elektronik,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan keynote speech secara virtual dalam acara Indonesia Re International Conference (IIC) 2024, Kamis 25/7/2024.
Lebih lanjut, penyempurnaan regulasi dan prosedur kemudahan berusaha menjadi wujud keseriusan pemerintah dalam melakukan reformasi struktural. Melalui upaya tersebut, peringkat daya saing Indonesia pada tahun 2024 mengalami peningkatan signifikan.
Menurut World Competitiveness Ranking (WCR) Institute for Management Development (IMD) 2024, Indonesia menempati peringkat 27 dari 67 negara, naik dari peringkat 34 pada tahun 2023.
Selain itu, pemerintah juga memberikan perhatian khusus terhadap sektor asuransi yang telah menjadi salah satu penyumbang utama PDB serta memiliki potensi yang optimal. Kinerja industri asuransi terus meningkat seiring dengan pertumbuhan perekonomian nasional.
Dengan memobilisasi tabungan dalam negeri, asuransi memungkinkan untuk mengurangi kerugian, meningkatkan stabilitas keuangan, dan mendorong kegiatan perdagangan, sehingga asuransi berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Namun, perkembangan teknologi digital menjadi tantangan tersendiri bagi sektor asuransi. Kondisi ini mendorong industri asuransi untuk mengembangkan bisnis ke arah digitalisasi proses bisnis.
Transformasi digital dalam asuransi, yang didukung oleh kecerdasan buatan, machine learning, analisis prediktif, layanan seluler, hingga live chat, memungkinkan perusahaan asuransi untuk mengembangkan bisnis secara berkelanjutan.
“Secara keseluruhan, meskipun tantangan seperti kesenjangan infrastruktur dan masalah keamanan siber masih ada, industri asuransi di Indonesia siap menghadapi transformasi digital yang signifikan. Transformasi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional, memperluas jangkauan pasar, meningkatkan kepuasan nasabah di tahun-tahun mendatang, dan juga berpotensi meningkatkan kontribusi industri asuransi terhadap PDB Indonesia,” pungkas Menko Airlangga.