News  

Inklusi Day 2023: Mewujudkan Inklusivitas di Indonesia

Walai.id, Maros – Kemitraan melalui program Estungkara menjadi motor utama dalam upaya mendorong inklusivitas dan kesetaraan di Indonesia. Fokusnya adalah memastikan kelompok adat, terutama perempuan, anak-anak, dan orang dengan disabilitas, mendapatkan hak-hak kewarganegaraan yang setara. 

Dalam perjalanannya, berbagai strategi intervensi diimplementasikan untuk meningkatkan kesetaraan gender, pemberdayaan ekonomi, kapasitas, dan pendidikan kritis, sehingga perempuan adat memiliki posisi setara dengan laki-laki dalam masyarakat.

Salah satu momen penting dalam tahun ini adalah perhelatan Inklusi Day, yang berlangsung dari tanggal 24-26 Agustus 2023. Acara ini melibatkan pemerintah, organisasi masyarakat sipil (CSO), dan komunitas adat. Sulawesi Community Foundation (SCF), yang menjadi mitra pelaksana program Estungkara, menjadi penyelenggara Inklusi Day di Desa Bonto Somba dan Bonto Manurung, Kabupaten Maros. 

Di dua wilayah tersebut, SCF ikut mendorong pembentukan kelompok wanita petani untuk meningkatkan kemandirian perempuan adat dalam memanfaatkan sumber daya alam. Hal ini menjadi salah satu topik yang akan diangkat dalam rangkaian kegiatan Inklusi Day.

“Inklusi Day merupakan ajang untuk merayakan keberhasilan dalam mempromosikan praktik baik dan kisah sukses dari program Estungkara, yang melibatkan komunitas masyarakat adat dalam mendorong perspektif kesetaraan gender dan partisipasi kelompok marginal dalam pengelolaan sumber daya alam,” kata Dewi Rizki, Direktur Program Kemitraan.

Baca Juga :  Polres Maros Amankan Remaja Pelaku Pengancaman Menggunakan Busur Panah

Kegiatan Inklusi Day tidak hanya melibatkan Kemitraan dan SCF, tetapi juga Pemerintah Kabupaten Maros yang turut berkontribusi dalam persiapan dan pelaksanaan. Bupati Maros, HAS Chaidir Syam, memberikan dukungan penuh terhadap acara ini. Dukungan ini tercermin dari komitmen beliau dalam mewujudkan desa inklusif di wilayahnya. Desa yang inklusif adalah wujud konkret dari peran pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang aman dan setara bagi semua warga.

“Memajukan desa inklusif berarti pemerintah harus berkomitmen untuk memperbaiki data mengenai warga disabilitas dan kelompok rentan, serta memastikan pemenuhan hak-hak dasar mereka. Selain itu, partisipasi dalam proses kebijakan dan perencanaan desa, penyusunan peraturan desa yang inklusif, serta penyediaan aksesibilitas dan fasilitas umum juga harus dijamin,” ujar Bapak Chaidir Syam dalam pernyataannya.

Komitmen Pemerintah Kabupaten Maros sejalan dengan semangat Inklusi Day 2023. Berbagai kegiatan telah diselenggarakan, termasuk Cross Learning dari Sikola Inklusi Day yang memaparkan praktik-praktik baik dari komunitas adat Cindakko, Bara, dan Tanete Bulu. Galeri adat dan pelayanan dasar dari Pemerintah Daerah Kabupaten Maros serta Kelompok Kerja POKJA Kabupaten Maros juga menjadi bagian dari acara ini, memberikan manfaat langsung bagi warga setempat.

Tak hanya itu, acara juga menampilkan Talk Show Adat yang melibatkan narasumber dari berbagai sektor untuk membahas praktik baik, semangat berkelanjutan, dan penguatan komunitas masyarakat adat di masa depan. Acara ditutup dengan malam Inklusi Day yang menampilkan pertunjukan budaya dari masyarakat adat Bara, Cindakko, dan Tanete Bulu melalui kesenian, musik, tari, dan permainan rakyat. Inklusi Day dihadiri oleh Kementerian Desa PDTT, Pemerintah Kabupaten Maros, perwakilan Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia, INKLUSI, 10 mitra CSO pelaksana program Estungkara di 7 provinsi, serta masyarakat umum.

Baca Juga :  Bazar dan Silaturahmi Lintas Generasi HMI Komisariat STAI DDI Maros

“Tujuan diadakannya Inklusi Day adalah untuk menciptakan ruang bagi pertukaran pengetahuan antara CSO dan komunitas terkait tradisi. Ini juga menjadi kesempatan untuk berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Maros dalam menyelenggarakan layanan publik, serta menjalankan kampanye inklusi sosial,” ujar Yasir Sani, Program Manager Estungkara Kemitraan.

Dengan mengangkat tema “Wujudkan Indonesia Rumah Bagi Semua,” Inklusi Day 2023 menggambarkan semangat Pemerintah Kabupaten Maros dalam menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi semua warga, terutama yang rentan dan marginal, seperti masyarakat adat. Harapannya, acara ini tidak hanya menjadi perayaan seremonial semata, melainkan juga menjadi tonggak penting dalam mewujudkan inklusivitas nyata dalam masyarakat.

“Akhir kata, kami, warga Desa Tanete Bulu, merasa bangga dan gembira karena wilayah kami dipilih sebagai tempat pelaksanaan Inklusi Day. Ini menjadi inspirasi bagi kami untuk terus maju dan belajar, terutama dalam memanfaatkan sumber daya yang sudah ada,” ujar Ayu Andira, Ketua KWT Pangkalaeng serta warga Desa Tanete Bulu, Maros, Sulawesi Selatan.”

Tinggalkan Balasan