Walai.id, Nasional – Pemerintah Indonesia terus berkomitmen untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat, serta target pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang ditetapkan dalam Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC) sebesar 32% dengan kemampuan dalam negeri dan 41% dengan dukungan internasional pada tahun 2030.
Kolaborasi antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kementerian dan lembaga lain, serta stakeholder terkait menghasilkan peta jalan transisi energi yang merinci langkah-langkah Indonesia mencapai target ini, Senin 14/08/2023.
Program tersebut melibatkan beberapa program dalam sektor energi, seperti pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), peningkatan kapasitas pembangkit listrik dari Energi Baru Terbarukan (EBT), penggunaan biodiesel dari kelapa sawit, co-firing biomassa di PLTU, pengembangan teknologi CCS/CCUS di migas, penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap, dan konversi motor konvensional berbahan bakar minyak (BBM) menjadi listrik.
Salah satu program penting adalah konversi motor listrik yang diinisiasi oleh Kementerian ESDM. Tujuan program ini adalah mempercepat adopsi kendaraan listrik di Indonesia. Hingga tahun 2024, pemerintah menargetkan mengkonversi 150.000 unit motor berbahan bakar minyak menjadi listrik. Tahun ini, targetnya adalah 50.000 unit.
Meskipun minat masyarakat masih terbilang rendah, pemerintah telah berupaya dengan memberikan subsidi sebesar Rp7 juta untuk mengurangi biaya konversi motor. Komponen baterai motor listrik yang sering dianggap rentan juga mendapatkan garansi hingga tiga tahun dalam program ini.
Legalitas dan keamanan motor konversi juga telah diatur melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) yang ditetapkan oleh Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, dan Kepolisian Republik Indonesia. Setelah mendaftar, bengkel konversi yang tersertifikasi akan melakukan konversi sepeda motor. Motor konversi akan mendapatkan BPKB, STNK, dan plat nomor baru yang menandakan status kendaraan listrik.
Meskipun demikian, faktor sosialisasi masih menjadi tantangan utama. Pemerintah terus melakukan sosialisasi di berbagai kota di Indonesia untuk menjelaskan manfaat dan program konversi motor listrik. Program ini diharapkan dapat meningkatkan konsumsi listrik, mengurangi emisi, dan berdampak positif pada ekonomi serta menciptakan lapangan kerja baru.