Walai.id, Nunukan – Anggota DPR RI FRAKSI PDIP, Deddy Yevri Hanteru Sitorus dalam masa resesnya melakukan kunjungan ke Liang Bunyu, Kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kaltra (20/3/2023)
Menurut Deddy Yevri Hanteru Sitorus bahwa, iaSaya bertemu dengan masyarakat dan para tokoh di sana untuk melihat langsung kondisi lahan yang belakangan dipermasalahkan. Saya menyaksikan sendiri lahan pemukiman, kanal dan bakau/mangrove yang ada di lokasi tersebut. AdapunTemuan yang saya dapat sebagai berikut:
- Lokasi pemukiman tersebut dahulunya sebagian besar adalah bekas tambak, bukan hutan mangrove. Bahkan menurut keterangan, mayoritas lahan yg ditempati warga tersebut ditumbuhi oleh pohon nipah dan bukan pohon bakau.
- Lahan tersebut menurut RTRW bukan merupakan kawasan hutan/konservasi tetapi Kawasan Budi Daya lainnya. Daerah itu juga tidak termasuk lokasinyang rentan terhadap abrasi. Dengan demikian seharusnya tidak perlu dipermasalahkan tetapi difasilitasi. Sebab aktivitas ekonomi yang dilakukan masyarakat tersebut tidak saja memberikan kesejahteraan untuk mereka, seharusnya juga menggerakkan ekonomi dan pendapatan pemerintah.
- Sebagian besar warga yang bermukim atau melakukan aktivitas terkait budi daya rumput laut di lahan tersebut telah memiliki tagihan SPPT. Hal mana berarti aktivitas mereka diakui dan seharusnya justru dibantu soal sertifikasi lahannya.
- Keberadaan kanal tersebut sangat dibutuhkan warga dan dilakukan secara swadaya. Kanal tersebut berfungsi sebagai akses transportasi untuk menopang kegiatan budi daya yg menjadi jantung perekonomian warga. Menurut saya, tugas pemerintah inilah untuk menyiapkan infrastruktur dan atau memastikan kegiatan warga tersebut tidak berdampak bagi keseimbangan ekosistem.
- Saya berpendapat bahwa pemerintah seharusnya tidak terkesan pilih kasih atau melakukan kebijakan tebang pilih. Sebab sampai saat ini saya tidak pernah mendengar pemerintah kabupaten bersuara tentang pembabatan hutan mangrove seluas 80 hektar di daerah Binusan yg berpotensi mengundang bencana ekologis di Nunukan. Tetapi mengapa dalam hal kebutuhan lahan hidup dan ekonomi rakyat kecil terkesan sangat berlebihan? Saya tidak heran ketika kemudian muncul pendapat bahwa “pemerintah tajam ke bawah tapi tumpul ke atas”.
- Saya mengamati bahwa para pemukim disana tidak membabat mangrove yang ada di bibir pantai. Artinya masyarakat juga punya kearifan dan kesadaran yang baik untuk memelihara lingkungannya.
Saya berharap agar para pihak yang terkait untuk duduk bersama menyelesaikan masalah ini. Para pembuat kebijakan dan pengambil keputusan hendaknya berpikir jernih dan menggunakan hati nurani. Sebab bagaimanapun, keselamatan dan kesejahteraan rakyat adalah amanah yang harus diperjuangkan. Tidak baik jika rakyat terkesan dimusuhi hanya karena faktor-faktor “like or dislike”. Imbuh Deddy Sitorus dalam kunjungannya dilapangan secara langsung, namun sebelum berkunjung kebNunukan beliau menyempatkan ke kabTarakan membagi sembako kepada warga setempat