Walai.id, Internasional – Seorang pejabat senior Ukraina mengatakan pada hari Minggu bahwa pertemuan di Arab Saudi untuk mencari kemajuan dalam penyelesaian damai perang dengan Rusia telah berhasil, namun pihak Moskow menyebut pertemuan tersebut sebagai upaya yang sia-sia untuk membujuk Negara-Negara Global Selatan untuk mendukung Kyiv, Senin 07/08/2023.
Lebih dari 40 negara, termasuk Tiongkok, India, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa, namun tidak termasuk Rusia, berpartisipasi dalam pertemuan di Jeddah yang berakhir pada hari Minggu (6/8).
Ukraina dan sekutunya menyebut pertemuan tersebut sebagai upaya untuk memperoleh dukungan internasional yang luas atas prinsip-prinsip yang ingin dijadikan dasar perdamaian oleh Kyiv, termasuk penarikan seluruh pasukan Rusia dan pengembalian seluruh wilayah Ukraina di bawah kendali Kyiv.
Presiden Volodymir Zelenskiy menyatakan keinginannya untuk mengadakan pertemuan puncak global berdasarkan prinsip-prinsip tersebut pada akhir tahun ini.
Kementerian Media Arab Saudi menyatakan peserta pertemuan telah sepakat tentang pentingnya melanjutkan konsultasi untuk membuka jalan menuju perdamaian. Para pejabat Eropa mengatakan peserta berencana membentuk kelompok kerja untuk mengatasi masalah-masalah tertentu yang dihadapi oleh perang.
Delapan belas bulan setelah Rusia menyerbu Ukraina, prospek pembicaraan perdamaian langsung antara Kyiv dan Moskow tampak jauh karena pertempuran masih berlangsung di garis depan.
Mengenai pertemuan di Jeddah, kepala staf Zelenskiy, Andriy Yermak, mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Kami telah melakukan konsultasi yang sangat produktif tentang prinsip-prinsip utama yang harus menjadi dasar bagi perdamaian yang adil dan abadi.”
Deputi Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, dikutip oleh media negara pada hari Minggu, menyebut pertemuan tersebut sebagai “refleksi dari upaya Barat untuk melanjutkan upaya yang sia-sia dan tak berdaya” untuk mendapatkan dukungan dari negara-negara Selatan untuk posisi Zelenskiy.
Sementara negara-negara Barat secara umum mendukung Ukraina, banyak negara lain enggan untuk berpihak meskipun mereka menginginkan akhir dari konflik yang telah mempengaruhi ekonomi global.
Partisipasi Tiongkok, yang absen dari pertemuan sebelumnya di Copenhagen dan menolak panggilan Barat untuk mengutuk invasi Rusia, menandakan kemungkinan perubahan sikap namun bukan perubahan besar, kata para analis.
Diplomat-diplomat Barat juga menekankan peran Arab Saudi dalam mengumpulkan sejumlah negara untuk berpartisipasi, memanfaatkan hubungannya yang semakin erat dengan Beijing dan hubungan yang terus berlanjut dengan Moskow dan Kyiv.
Yermak mengatakan terdapat pandangan berbeda yang muncul selama pertemuan di Arab Saudi, menyebutnya sebagai “percakapan yang sangat jujur dan terbuka”.
Ia mengatakan semua negara yang hadir telah menunjukkan komitmen terhadap prinsip-prinsip hukum internasional dan menghormati kedaulatan serta integritas wilayah negara.