News  

Pemerintah, OJK, dan WGC Satukan Hulu–Hilir Industri Emas

Walai.id, Nasional – Sektor emas terus menegaskan posisinya sebagai salah satu pilar strategis perekonomian Indonesia, baik sebagai penyumbang devisa maupun instrumen keuangan yang diminati masyarakat.

Dengan potensi besar dari sisi sumber daya dan tingginya permintaan domestik, penguatan hubungan antara sektor hulu dan hilir menjadi agenda penting untuk menghasilkan nilai tambah yang lebih optimal bagi perekonomian nasional.

Sebagai langkah strategis untuk memperkuat sinergi industri emas nasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggandeng World Gold Council (WGC), Kementerian Keuangan, Badan Pengaturan BUMN, serta pelaku industri emas dalam forum Bullion Connect 2025: Linking Mines to Markets, Jakarta, Rabu (12/11/2025). Kegiatan tersebut sekaligus menandai peluncuran WGC Indonesian Gold Consumer Insights Report.

“Ini momentum baik yang harus kita jaga bersama. Salah satu peluang yang bisa kita dorong untuk meningkatkan pertumbuhan adalah di ekosistem bullion,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Kemenko Perekonomian Ferry Irawan.

Baca Juga :  92 KCP Layanan Pos Universal Baru Beroperasi

Sebagai tindak lanjut pelaksanaan UU No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK), Pemerintah dan OJK terus memperkuat fondasi industri bullion. Melalui terbitnya POJK Nomor 17 Tahun 2024, lembaga jasa keuangan memiliki regulasi yang jelas dalam mengelola berbagai bentuk usaha bullion seperti simpanan emas, pembiayaan emas, perdagangan, dan penitipan yang berada di bawah pengawasan OJK.

Bullion Connect 2025 juga menjadi momentum peluncuran laporan WGC Indonesian Gold Consumer Insights Report yang mengungkap perilaku konsumen emas di Indonesia serta proyeksi pengembangan pasar bullion. Laporan itu menegaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu pasar emas paling potensial di dunia, ditopang oleh tingginya minat masyarakat dan besarnya cadangan komoditas nasional.

PT Pegadaian turut menegaskan komitmen memperkuat ekosistem emas melalui integrasi berbagai layanan keuangan berbasis emas. Hingga Oktober 2025, total kelolaan emas Pegadaian mencapai 129 ton. Lewat layanan mulai dari gadai konvensional sampai perdagangan emas digital, Pegadaian berupaya mengoptimalkan aset emas masyarakat agar berperan sebagai sumber pembiayaan produktif.

Baca Juga :  Airlangga Hartarto Dorong Kemitraan UMKM dan Produk Lokal Kuasai Pasar

Bank Syariah Indonesia (BSI) juga memperluas akses masyarakat terhadap investasi emas dengan total kelolaan mencapai 19,77 ton hingga Oktober 2025. BSI menghadirkan kemudahan transaksi digital, fleksibilitas pencetakan emas fisik mulai dua gram, serta layanan penyimpanan aman melalui smart vault.

Ke depan, Pemerintah dan pemangku kepentingan industri akan terus mendorong langkah strategis untuk memperkuat ekosistem bullion nasional. Hal tersebut mencakup peningkatan koordinasi antarlembaga, pengembangan inovasi produk seperti Simpanan Emas, Pembiayaan Emas, ETF Emas, serta peningkatan edukasi publik agar kepemilikan emas makin terintegrasi dalam ekosistem bullion formal.

“Sinergi lintas lembaga, pengembangan produk sesuai amanat P2SK, penyusunan roadmap oleh OJK, perluasan pasar internasional, serta peningkatan literasi publik adalah pilar penting ekosistem bullion,” tegas Deputi Ferry.

Acara ini turut dihadiri Staf Ahli Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal Kementerian Keuangan, perwakilan WGC, Direktur Utama PT Pegadaian, Direktur Utama Bank Syariah Indonesia, hingga perwakilan MIND ID dan PT ANTAM Tbk.