Walai.id, SEMARANG – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menegaskan keberhasilan program Makan Bergizi Gratis (MBG) tak lepas dari dukungan kemitraan publik-swasta.
Ia menyebut ribuan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berdiri sepenuhnya dibiayai kemitraan, tanpa menggunakan APBN.
“Perlu diketahui, 6.137 SPPG dan 19.000 calon SPPG yang sedang diverifikasi 100 persen murni kemitraan. Belum serupiah pun dari APBN,” kata Dadan saat peresmian Pilot Project Satgas MBG Kadin Indonesia di Semarang, pada Jumat (22/8).
Ia menambahkan, BGN baru menyerap Rp 10,3 triliun untuk intervensi gizi, tetapi berhasil memicu partisipasi masyarakat hingga Rp 50 triliun. Dari jumlah itu, Rp 500 miliar disumbangkan Kadin.
BGN menargetkan tambahan 6.000 SPPG hingga Oktober 2025 agar pada November, program MBG dapat menjangkau 82,9 juta penerima manfaat, mulai dari ibu hamil, balita, pelajar PAUD hingga SMA, termasuk santri dan guru sekolah keagamaan.
“Target kami akhir Oktober semua bangunan SPPG tuntas, sehingga November bisa melayani 82,9 juta calon penerima manfaat,” ujarnya.
Hingga pertengahan Agustus 2025, 6.137 SPPG telah beroperasi di 38 provinsi, 514 kabupaten/kota, dan lebih dari 7.000 kecamatan. Angka ini melampaui target awal 2025 yang hanya 5.000 SPPG, dengan penerima manfaat lebih dari 20 juta orang.
Meski demikian, Dadan menilai capaian itu baru mencakup 25 persen penerima manfaat atau 5 persen dari jumlah penduduk Indonesia. “Kalau di Eropa, 20 juta itu setara memberi makan empat negara,” pungkasnya.