Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai bagian dari kebijakan sosial untuk meningkatkan kesehatan anak-anak. Program ini dirancang untuk memastikan bahwa semua anak, baik dari keluarga miskin maupun kaya, mendapatkan asupan gizi yang cukup guna mendukung tumbuh kembang yang optimal sehingga terciptanya generasi bangsa hebat. Namun, muncul pertanyaan: apakah program ini adil?
Bagi sebagian orang, kebijakan ini dianggap kurang tepat karena anak-anak dari keluarga mampu juga mendapatkan manfaat yang sama seperti anak-anak dari keluarga kurang mampu. Namun, jika kita melihat dari perspektif Islam dan prinsip keadilan sosial, MBG justru menjadi langkah yang sesuai dengan nilai-nilai kebersamaan, kesejahteraan, dan pemerataan hak bagi semua warga negara.
Kesejahteraan untuk Semua: Prinsip Kemaslahatan Umum
Salah satu nilai utama dalam Islam adalah memberikan manfaat yang luas bagi seluruh umat manusia, tanpa membedakan latar belakang sosial dan ekonomi. Allah SWT berfirman:
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)
Ayat ini menegaskan bahwa Islam membawa rahmat bagi semua, bukan hanya kelompok tertentu. Dalam konteks kebijakan publik, setiap kebijakan yang mendatangkan manfaat luas bagi masyarakat dianggap sebagai bentuk keadilan dan kesejahteraan yang harus didukung. MBG tidak hanya membantu anak-anak dari keluarga miskin, tetapi juga memastikan bahwa seluruh generasi tumbuh dengan asupan gizi yang cukup, sehingga menciptakan masyarakat yang lebih sehat, produktif dan kuat.
Mengurangi Kesenjangan Sosial dan Menciptakan Kesetaraan
Islam sangat menekankan pentingnya pemerataan kesejahteraan agar tidak terjadi ketimpangan sosial yang mencolok di tengah masyarakat. Allah SWT berfirman:
“Agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.” (QS. Al-Hasyr: 7)
Ketimpangan sosial dapat menciptakan perpecahan dalam masyarakat, di mana kelompok yang kurang mampu merasa tertinggal dan kurang dihargai. Dengan memberikan makanan bergizi kepada semua anak tanpa membedakan latar belakang ekonomi, program ini membantu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif.
Di sekolah, anak-anak dari keluarga miskin dan kaya akan makan bersama tanpa ada perasaan minder atau superior. Mereka tumbuh dalam kondisi yang setara, di mana status ekonomi keluarga tidak menjadi penghalang dalam interaksi sosial. Dengan demikian, MBG berperan dalam membangun masyarakat yang lebih harmonis dan solid.
Membangun Solidaritas dan Empati Sejak Dini
Salah satu manfaat terbesar dari MBG adalah membangun kebiasaan kesetaraan dan solidaritas sejak dini. Ketika semua anak mendapatkan makanan yang sama dan makan bersama tanpa ada perbedaan status sosial, mereka akan belajar untuk menghargai satu sama lain sebagai sesama manusia.
Dalam Islam, persaudaraan dan kepedulian terhadap sesama sangat ditekankan. Rasulullah SAW bersabda:
“Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi adalah seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakit dan demam.” (HR. Muslim)
Dengan adanya MBG, anak-anak dari berbagai latar belakang akan terbiasa hidup dalam suasana kebersamaan dan kesetaraan. Mereka tidak melihat satu sama lain berdasarkan status ekonomi, tetapi berdasarkan nilai-nilai persahabatan dan kemanusiaan. Hal ini akan membawa dampak positif jangka panjang dalam kehidupan sosial mereka, menciptakan masyarakat yang lebih empati, saling mendukung, dan bekerja sama untuk kemajuan bersama.
Menegakkan Keadilan dan Kesetaraan
Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa program makan gratis seharusnya hanya diberikan kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu. Namun, dalam Islam, keadilan tidak hanya berarti memberi lebih kepada yang membutuhkan, tetapi juga memastikan bahwa semua individu memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses sumber daya yang tersedia.
Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil.” (QS. An-Nisa: 58)
Dalam konteks ini, pemerintah sebagai pemegang amanat bertanggung jawab memastikan bahwa setiap anak memiliki akses yang sama terhadap makanan bergizi. Gizi yang baik adalah hak dasar setiap manusia, bukan hanya mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Dengan adanya MBG, semua anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk tumbuh dengan sehat dan kuat, tanpa ada perbedaan perlakuan berdasarkan status ekonomi.
Investasi dalam Masa Depan Generasi Muda
Anak-anak adalah aset utama bagi masa depan suatu bangsa. Oleh karena itu, Islam sangat menekankan pentingnya menjaga generasi mendatang agar mereka tumbuh dengan kuat dan berkualitas. Allah SWT berfirman:
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah…” (QS. An-Nisa: 9)
MBG bukan sekadar program sosial, tetapi juga bentuk investasi jangka panjang bagi negara. Dengan memastikan bahwa seluruh anak mendapatkan asupan gizi yang cukup, negara sedang membangun pondasi bagi generasi yang lebih sehat, cerdas, produktif dan kuat.
Dampaknya tidak hanya terasa dalam jangka pendek, tetapi juga dalam jangka panjang. Anak-anak yang tumbuh dengan gizi yang cukup akan memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik, kemampuan belajar yang lebih optimal, dan peluang yang lebih besar untuk meraih kesuksesan di masa depan. Dengan kata lain, program ini bukan hanya tentang memberi makan, tetapi juga tentang membangun masa depan bangsa yang lebih baik.
Dari dalil-dalil di atas, jelas bahwa program makan bergizi gratis bagi semua anak bukan hanya adil, tetapi juga sangat dianjurkan dalam Islam. Kebijakan ini sejalan dengan prinsip kesejahteraan umum, pemerataan rezeki, dan pembangunan generasi yang kuat.
Selain memberikan manfaat kesehatan, MBG juga memiliki peran penting dalam membangun solidaritas sosial sejak dini. Dengan membiasakan anak-anak dari berbagai latar belakang untuk merasakan hal yang sama, program ini menciptakan generasi yang memiliki kepedulian tinggi dan saling mendukung di masa depan.
Maka, program ini bukanlah bentuk ketidakadilan, melainkan wujud nyata dari kepedulian terhadap seluruh masyarakat dan investasi dalam masa depan bangsa.
Abudhar, Ahad 9 Maret 2025.