Walai.id, Malang – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, memberikan kuliah tamu di Universitas Negeri Malang dalam kunjungan kerjanya ke Kota Malang, Jawa Timur.
Dalam kesempatan tersebut, ia memaparkan konsep Deep Learning sebagai strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi semua kalangan.
Menurut Menteri Mu’ti, Deep Learning merupakan proses pembelajaran yang berfokus pada pemahaman mendalam dan menemukan makna dalam setiap materi yang dipelajari.
Ia menekankan bahwa perhatian (attention) adalah kunci utama dalam proses belajar yang efektif, karena melibatkan panca indera manusia dan memantik rasa ingin tahu.
“Pintu pertama untuk melakukan pembelajaran yang mendalam adalah perhatian. Proses ini melibatkan panca indera manusia, sehingga kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan yang dimiliki menjadi pemantik rasa ingin tahu yang lebih jauh dalam proses belajar,” ujar Menteri Abdul Mu’ti dalam paparannya, pada Kamis (13/2/2025).
Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa pembelajaran yang mendalam dapat memberikan kebahagiaan serta pencerahan bagi peserta didik. Dengan Deep Learning, pembelajaran tidak hanya sekadar transfer ilmu, tetapi juga menjadi pengalaman bermakna yang mampu memuliakan manusia dengan segala perbedaan kemampuan dan keahliannya.
Di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Negeri Malang, Menteri Mu’ti menegaskan bahwa setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam belajar. Oleh karena itu, terdapat tiga prinsip utama dalam Deep Learning, yakni mindful, meaningful, dan joyful.
“Prinsip pertama, mindful, berarti proses pembelajaran dilakukan dengan penuh kesadaran. Seorang guru harus menghormati setiap murid dan memberikan ruang bagi mereka untuk menemukan cara belajar yang paling efektif. Prinsip kedua, meaningful, menekankan pada pentingnya menemukan makna dan manfaat dari ilmu yang dipelajari. Terakhir, joyful, yaitu penghargaan atas pemahaman yang diperoleh serta manfaatnya bagi masyarakat,” jelasnya.
Menteri Mu’ti juga menyoroti pentingnya penyederhanaan materi dalam sistem pendidikan. Menurutnya, keberhasilan Deep Learning sangat bergantung pada kurikulum yang tidak terlalu padat, tetapi tetap menekankan nilai dan relevansi dalam kehidupan sehari-hari.
“Nilai harus melekat pada semua mata pembelajaran. Selain aspek pengetahuan dan kemampuan, Deep Learning juga harus mengedepankan pentingnya nilai dalam setiap proses belajar,” tutupnya.
Kuliah tamu ini mendapat sambutan antusias dari mahasiswa dan akademisi Universitas Negeri Malang, yang berharap konsep Deep Learning dapat diimplementasikan lebih luas dalam sistem pendidikan nasional.