Walai.id, Nasional – Transformasi digital terus menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional, membuka peluang kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) RI, Meutya Hafid, menegaskan bahwa keamanan siber merupakan fondasi penting untuk memastikan keberlanjutan transformasi digital di Indonesia.
“Keamanan siber adalah kunci untuk melindungi infrastruktur strategis kita. Kami sedang merancang Firewall Digital Nasional dan mendorong pembentukan Tim CSIRT (Computer Security Incident Response Team) di setiap instansi pemerintah untuk memitigasi ancaman siber,” ujar Meutya Hafid dalam acara Indonesia Digital Economy Outlook 2025 di Studio Grand Metro TV, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Jumat (13/12/2024).
Selain fokus pada keamanan siber, Kementerian Komunikasi dan Digital menargetkan pelatihan 9 juta talenta digital melalui program berbasis sertifikasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri.
“Program ini tidak hanya memberikan sertifikasi tetapi juga memperkuat koneksi antara peserta pelatihan dengan dunia kerja, sehingga memberikan dampak nyata pada kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Dalam upaya meningkatkan literasi digital, kementerian telah menjangkau lebih dari 5,6 juta masyarakat, dengan fokus pada perempuan dan generasi muda.
“Hasilnya, pendapatan peserta di luar Pulau Jawa meningkat hingga 12,1%. Ini membuktikan bahwa inklusivitas digital memberikan dampak nyata,” ungkap Menkomdigi.
Di sektor infrastruktur, pemerintah mempercepat pemerataan akses internet melalui penerapan Fixed Wireless Access (FWA) di wilayah yang belum terjangkau kabel optik. Layanan internet terjangkau juga akan disediakan untuk mendukung sektor pendidikan.
“FWA adalah solusi tepat untuk menghadirkan internet cepat dan terjangkau, terutama di wilayah terpencil yang belum memiliki koneksi stabil,” kata Meutya.
Sebagai bagian dari strategi keberlanjutan, Kementerian Komunikasi dan Digital memanfaatkan green financing untuk membangun pusat data berbasis energi hijau.
“Kami juga mengkaji penerapan carbon pricing dan insentif fiskal untuk meningkatkan daya saing Indonesia di kawasan Asia Tenggara,” tambahnya.
Menutup pernyataannya, Meutya Hafid menegaskan bahwa transformasi digital di Indonesia bertujuan menciptakan ekosistem yang inklusif, terpercaya, dan memberdayakan.
“Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam mewujudkan transformasi digital yang aman, adil, dan memberikan manfaat nyata bagi seluruh masyarakat,” pungkasnya.
Berita ini telah disesuaikan dengan standar jurnalistik, memastikan kejelasan informasi dan objektivitas dalam penyampaian.