Walai.id, Maros – Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam) Maros siap mengadakan panen perdana di demplot Kecamatan Maros Baru, Kelurahan Baju Bodoa, pada akhir Agustus ini.
Kegiatan ini merupakan langkah signifikan dalam memperkuat ketahanan pangan lokal dan meningkatkan kesejahteraan petani setempat.
Ketua Jatam Maros, Suwadi, menyatakan bahwa panen perdana ini adalah hasil dari kerja keras para petani yang tergabung dalam Jatam.
“Ini merupakan wujud nyata upaya kami untuk mendukung ketahanan pangan,” ungkapnya, Sabtu 17/8/2024.
Suwadi juga menekankan bahwa inisiatif ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal, tetapi juga untuk mendorong swasembada pangan yang berkelanjutan di masa depan.
Keberhasilan Jatam, lanjut Suwadi, tak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk organisasi terkait.
“Ke depan, kami akan terus bersinergi dengan stakeholder terkait untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi para petani, seperti akses teknologi pertanian, distribusi hasil panen, dan peningkatan kapasitas petani,” jelasnya.
Panen perdana ini direncanakan akan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Bupati Maros, Kepala Dinas Pertanian, dan Ketua Muhammadiyah Maros. Kehadiran mereka diharapkan dapat memberikan dukungan moral dan motivasi bagi para petani, serta menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam memajukan sektor pertanian sebagai salah satu pilar utama perekonomian di Kabupaten Maros.
Selain menjadi ajang perayaan, panen perdana ini juga akan menjadi platform bagi para petani untuk berbagi pengetahuan dan praktik terbaik dalam bidang pertanian.
Diskusi dengan para ahli dan pemangku kepentingan lainnya akan memberikan wawasan baru untuk meningkatkan hasil panen dan efisiensi usaha tani mereka.
Melalui kegiatan ini, Jatam Maros berharap dapat menunjukkan pentingnya kerja sama dan inovasi dalam sektor pertanian.
Dengan dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak, ketahanan pangan di Kabupaten Maros diharapkan dapat terus diperkuat, memberikan manfaat nyata bagi masyarakat setempat, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.