**Penulis: Syukri, Jurnalis walai.id. Biro Jakarta**
Hati Kita Keren adalah modal dasar petahana dalam membangun struktur sosial masyarakat, menjadi tagline dalam perjalanan baru menuju kursi kepemimpinan melalui Pilkada Serentak 2020 hingga masa Pilkada Serentak yang akan digelar kembali pada November 2024.
Tanpa terasa, Pilkada Serentak kembali digelar pada November 2024, puncak pemilihan Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Maros. Pada Februari 2021, H.A.S. Chaidir Syam, S.IP, dan Hj. Suhartina Bohari, S.E., telah dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Maros. Perjalanan mereka dalam memimpin Kabupaten Maros tentu mengalami berbagai dinamika sosial yang harus dikelola dengan bijak sesuai kemampuan kepemimpinan mereka dalam menyalurkan beragam kepentingan masyarakat.
Melihat sejenak ke belakang, sepak terjang H.A.S. Chaidir Syam, S.IP, atau yang biasa disapa Kak Chaidir, di mata publik sangat mengesankan. Sebagai anak tunggal dari pasangan (Alm) Andi Syamsuddin dan Andi Nadjemiah, jiwa kepemimpinan Kak Chaidir telah diasah sejak duduk di bangku sekolah menengah atas melalui organisasi Ikatan Remaja Muhammadiyah, organisasi otonom keagamaan terbesar di Indonesia.
Saat menjadi mahasiswa Fisip Unhas, jurusan Ilmu Pemerintahan, potensi kepemimpinan Kak Chaidir terus berkembang. Ia didapuk sebagai Sekretaris Pimpinan Daerah Ikatan Remaja Muhammadiyah Maros, kemudian naik menjadi Ketua Bidang PIP Wilayah Ikatan Remaja Muhammadiyah Sulawesi Selatan. Selama menjalankan periode kepengurusan sebagai Ketua Bidang PIP PW IRM Sulsel, Kak Chaidir aktif dalam berbagai kegiatan, termasuk Darul Arqam Dasar dan Darul Arqam Menengah. Ia juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan (HIMAPEM) hingga akhir periode 1998 dan sebagai Ketua Umum PP HPPMI Maros, di mana ia berhasil mengukir banyak prestasi, termasuk pembangunan asrama mahasiswa Maros di dekat kampus Unhas.
Setelah melepas jabatan Ketua Umum PP HPPMI, Kak Chaidir tetap aktif sebagai pekerja sosial melalui lembaga donor internasional SWASH CARE di Maros. Pengalaman ini memperkuat jiwa akomodatifnya, yang menjadi modal awal untuk terjun ke dunia politik.
Karir politik Kak Chaidir dimulai sebagai anggota DPRD Maros melalui mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW). Ia kemudian ditunjuk sebagai Sekretaris Umum DPD PAN Maros dan terpilih menjadi anggota DPRD Maros melalui pemilihan legislatif, di mana ia dipercaya menjadi pimpinan DPRD Maros. Kak Chaidir juga pernah menjabat sebagai Ketua DPD KNPI Kabupaten Maros dan hingga saat ini masih menjabat sebagai Ketua PMI Kabupaten Maros.
Proses pematangan selama menjabat di berbagai organisasi dan sebagai anggota DPRD, serta sebagai pimpinan DPRD Maros, membentuk jiwa organisatoris Kak Chaidir untuk maju berkontestasi dalam Pilkada Maros tahun 2021. Ia berhasil meraih kemenangan dengan perolehan suara terbanyak, yakni 50% dari total pemilih.
Kepemimpinan Kak Chaidir yang berdasar pada prinsip “from zero to hero” menunjukkan kepiawaiannya dalam membangun struktur sosial dan menciptakan good society dalam dinamika politik. Sejak menjabat sebagai pimpinan DPRD, Kak Chaidir juga memimpin DPD Barisan Muda PAN Maros dan kini menjabat sebagai Ketua Wilayah Barisan Muda PAN Sulsel.
Akar fundamental seorang pemimpin organisasi adalah kemampuan mengatasi dan merawat masyarakat di sekelilingnya, menciptakan suasana kerja tim yang solid dan tertata rapi untuk mencapai hasil yang baik.
Dalam periode yang berkelanjutan untuk melanjutkan pembangunan di Maros, Kak Chaidir kembali menggandeng Hj. Suhartina Bohari untuk mendaftarkan diri pada Agustus 2024, maju dalam Pilkada Serentak 2024. Hingga saat ini, belum ada calon lain yang terdengar akan mendaftar, baik melalui partai politik maupun jalur independen, menunjukkan kemungkinan adanya calon tunggal dalam Pilkada 2024 mendatang.
Keberhasilan membangun good society menjadi pendekatan utama dalam menjalankan pemerintahan tanpa memandang asal-usul masyarakat. Pelayanan publik dibuat sesuai aturan untuk memudahkan masyarakat, termasuk penggunaan anggaran belanja negara yang tepat sasaran. Keberhasilan pengelolaan anggaran ini dibuktikan dengan penghargaan dari BPK berupa opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang diterima pemerintahan Kabupaten Maros di bawah kepemimpinan Chaidir Syam dan Suhartina Bohari.
Good society mengklaim beliau sebagai “Orang Baik,” penilaian ini berdasarkan pengalaman panjang hidup di Maros, memahami filosofi dan konsep budaya Bugis. Menurut Soetome (2018:1) dalam bukunya “Masalah Sosial, Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan,” good society terbentuk dari interaksi yang kontinu antara individu dan kelompok. Interaksi berkelanjutan ini penting karena melalui hubungan yang terus-menerus, akan terbentuk hubungan yang terorganisir.