News  

Manajemen Risiko Bencana untuk Museum dan Cagar Budaya Nasional Diperkuat

Walai.id, Jakarta – Tim Khusus Penanganan Unit Museum Nasional Indonesia (MNI) terus bekerja keras untuk mengatasi dampak kebakaran yang melanda MNI pada Sabtu (16/9) pekan lalu.

Tim ini telah melakukan evakuasi, identifikasi, dan restorasi koleksi benda bersejarah serta bangunan yang terdampak oleh kebakaran.

“Kami telah berhasil melakukan evakuasi koleksi pra-sejarah, perunggu, dan sebagian koleksi terakota. Kami juga telah memulai proses evakuasi koleksi keramik. Kami juga telah mendatangkan tenaga ahli tambahan untuk membantu dalam tahap identifikasi. Hingga saat ini, sudah ada 243 koleksi yang berhasil diidentifikasi,” ungkap Ahmad Mahendra, Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (MCB), pada Rabu 27/9/2028.

Baca Juga :  Presiden Jokowi Terima Brevet Kehormatan Hiu Kencana di Atas KRI RJW-992

Sementara proses evakuasi berlangsung, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus menjalin komunikasi intensif dengan para ahli, komunitas, dan mitra baik di dalam maupun di luar negeri untuk merancang rencana pemulihan MNI dan perbaikan museum dan cagar budaya secara umum.

Diskusi mengenai rencana pemulihan MNI serta peninjauan langsung ke lokasi MNI telah dimulai pada tanggal 23 September bersama dengan para ahli seperti arkeolog, antropolog, budayawan, sejarawan, kurator, dan akademisi. Rencana pemulihan MNI akan dibagi menjadi beberapa tahap, yang meliputi identifikasi kerusakan pada bangunan MNI yang juga merupakan bangunan bersejarah.

“Para Tenaga Ahli Cagar Budaya Nasional saat ini sedang melakukan beberapa kajian dan analisis untuk memberikan rekomendasi mengenai penanganan cagar budaya kepada Kemendikbudristek. Selanjutnya, akan ada audit menyeluruh terhadap bangunan MNI, termasuk kajian arsitektural, struktural, material, pengamanan gedung, dan aspek lainnya,” tambah Mahendra.

Baca Juga :  Menjelajahi Dunia AI: Antara ChatGPT dan Google Bard

Pada tanggal 26 September, juga telah diadakan pertemuan bersama dengan World Bank untuk membahas perancangan Disaster Risk Management Plan atau program dan asesmen risiko khusus untuk museum dan cagar budaya. Program ini bertujuan untuk mempersiapkan museum dan cagar budaya di Indonesia dalam menghadapi potensi dan tantangan bencana.

“Kami akan berkolaborasi dengan World Bank untuk merancang program dan rencana kerja tanggap darurat terhadap bencana yang melibatkan museum dan cagar budaya. Program ini juga akan menggunakan Pedoman Cagar Budaya Tangguh Bencana yang diterbitkan oleh Ditjen Kebudayaan pada tahun 2023 sebagai referensi awal,” pungkas Mahendra.

Tinggalkan Balasan