News  

Warga Tewas Terpapar Virus Antraks Setelah Komsusi Sapi yang Sudah Dikubur

Walai.id, Nasional – Viral, Sebuah wabah antraks telah muncul di wilayah Gunung Kidul, menelan korban jiwa setelah beberapa warga terpapar virus mematikan tersebut, Sabtu 08/07/2023.

Kejadian tragis ini berawal ketika seorang warga Pedukuhan Jati, berusia 73 tahun, meninggal dunia setelah mengkonsumsi daging sapi yang sebelumnya telah dikubur karena sakit pada bulan Mei lalu.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunung Kidul, Wibawanti Wulandari, mengungkapkan bahwa tiga ekor sapi yang mati akibat penyakit tersebut telah dikubur sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan. 

Namun, sebuah insiden mengerikan terjadi ketika salah satu warga menggali kembali salah satu sapi yang sudah dikubur dan mengonsumsinya. Selain itu, dua ekor sapi lainnya yang belum sempat dikubur juga dikonsumsi oleh warga sekitar.

Baca Juga :  Satuan Tugas Pemberantasan Judi Online Catat Penurunan Transaksi Lebih dari 80% pada Kuartal Pertama 2025

Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPKH Gunung Kidul, Retno Widyastuti, menjelaskan bahwa tim penanganan wabah tidak menemukan adanya bangkai dari 12 ekor ternak yang diduga terpapar antraks. 

Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa ternak-ternak tersebut telah dikonsumsi oleh warga sekitar, sehingga meningkatkan risiko penyebaran virus antraks yang lebih luas.

Antraks adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis dan dapat menyerang berbagai hewan, termasuk sapi. 

Virus ini sangat berbahaya bagi manusia dan dapat menyebabkan gejala serius serta kematian jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Penularan antraks pada manusia biasanya terjadi melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau melalui konsumsi daging yang terkontaminasi.

Baca Juga :  Kemenko PMK Sambut Baik Komitmen PB PII Perkuat Karakter Bangsa dan Keterlibatan Pelajar

Dalam menghadapi situasi ini, DPKH Gunung Kidul telah mengambil tindakan darurat dengan memperketat pengawasan terhadap pemotongan hewan serta meningkatkan sosialisasi tentang bahaya antraks kepada masyarakat setempat. 

Pemerintah daerah juga mengimbau warga untuk tidak mengonsumsi daging hewan yang berasal dari ternak yang diduga terinfeksi antraks dan segera melaporkan jika ada gejala-gejala yang mencurigakan pada hewan peliharaan mereka.

Wabah antraks ini menimbulkan kekhawatiran yang serius di masyarakat setempat. Pemerintah daerah dan berbagai instansi terkait bekerja sama untuk memadamkan wabah ini secepat mungkin dan mencegah penyebarannya ke wilayah yang lebih luas. 

Selain itu, upaya pengawasan dan pengendalian terhadap pemotongan hewan serta kebersihan lingkungan juga menjadi fokus dalam mengatasi wabah ini.

Tinggalkan Balasan