Walai.id, Jakarta – Kapolri Listyo Sigit Prabowo udah kasih tahu nih, bahwa Satgas TPPO Polri terus beraksi buat berantas para penjahat yang terlibat dalam perdagangan orang (TPPO).
“Polri juga udah ngangkat isu kejahatan ini ke forum internasional SOMTC beberapa waktu lalu,” kata Kapolri dalam akun Instagram pribadinya, @listyosigitprabowo, seperti dikutip Jumat (23/6/2023).
Kapolri berharap dengan kerjasama luar negeri yang oke, kita bisa maksimalkan upaya pencegahan dan perlindungan buat Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Kapolri bilang timnya tetap komitmen buat ngasih perlindungan ke semua masyarakat, terutama yang berisiko jadi korban.
“Ayo, kita bareng-bareng cegah dan lawan TPPO,” tambah Kapolri.
Ratusan Tersangka Berhasil Ditangkap
Satuan Tugas (Satgas) Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Polri terus bertindak buat ngejar para penjahat yang terlibat dalam perdagangan orang (TPPO). Sampai Kamis (23/6/2023), satgas yang dibentuk sama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo udah nangkap 580 tersangka.
Banyak banget tersangka yang menjanjikan para korban buat jadi pekerja migran Indonesia (PMI) secara ilegal. Mereka ngiming-imingin gaji yang tinggi ke para korban.
“Paling banyak itu modusnya ngiming-imingin korban buat jadi pekerja migran Indonesia (PMI) atau pekerja rumah tangga (PRT). Ada 375 kasus kayak gini,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan dalam keterangannya, Jumat (23/6/2023).
Ramadhan contohnya, ada dua korban yang ditangkap sama Polsek Batu Ampar, Polresta Barelang, Polda Kepri. Mereka diiming-imingin buat kerja di tempat biliar di Malaysia dengan gaji Rp 10 juta per 10 hari.
“Bahkan buat pulang ke Indonesia, TKI-nya harus nyebrang laut buat naik perahu motor. Gak cuma itu, setelah berangkat naik perahu motor, korban ditinggal di tepi pantai yang penuh semak sebelum dijemput pakai motor,” jelasnya.
Gak cuma iming-iming PMI ilegal, Ramadhan juga ngungkap kalau para pelaku sering pakai modus buat jadi pekerja seks komersial (PSK).
“Jumlah kasusnya sebanyak 132. Modusnya ini mereka pekerjakan korban, terutama perempuan dan bahkan yang masih di bawah umur, jadi PSK lewat telepon atau aplikasi online,” ujarnya.