Walai.id, Lombok – Kementerian Perdagangan bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kembali menyelenggarakan Seminar dan Kurasi Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) pada Kamis (11/5) di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Seminar dan kurasi kali ini digelar dalam ‘Road to JMFW 2024 Seri 3: Lombok’ yang mengambil tema “Local Inspiration, to Global Impact”.
Kegiatan ini bertujuan menyosialisasikan JMFW 2024 serta menjaring dan melakukan kurasi calon pesertanya. Seminar dan Kurasi Seri 3: Lombok kembali didukung Wardah Beauty.
“Untuk mewujudkan Indonesia sebagai salah satu kiblat fesyen muslim dunia, dibutuhkan berbagai upaya promosi terpadu secara strategis dan konsisten. Untuk itu, JMFW hadir sebagai sebuah ekosistem untuk menjamin keberlanjutan (sustainability) fesyen muslim di Indonesia, sehingga dapat mewujudkan visi tersebut,” kata Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag Miftah Farid di sela kegiatan Road to JMFW 2024 Seri 3: Lombok.
JMFW 2024 akan dilaksanakan pada 19–21 Oktober 2023 di Indonesia Convention Exhibition Bumi Serpong Damai (ICE, BSD), Tangerang, dengan menampilkan rangkaian kegiatan peragaan busana (fashion show), pameran dagang (trade show), dan penjajakan kesepakatan dagang (business matching). Miftah menjelaskan, Seminar dan Kurasi Seri 3: Lombok dihadiri 100 peserta, dengan 51 brand/desainer yang mengikuti kurasi. Brand tersebut tidak hanya berasal dari NTB, tapi juga dari provinsi lain, seperti Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan. Jenis produk yang dikurasi terdiri atas produk fesyen muslim dan aksesori.
Miftah menjelaskan, setelah tahun lalu Kemendag fokus pada branding fesyen muslim Indonesia, tahun ini memberikan bekal pengalaman kepada para brand di kancah internasional menjadi perhatian utama.
“Untuk itu, salah satu fokus Kemendag adalah turut berpartisipasi pada ajang fesyen internasional. Di awal tahun ini Kementerian Perdagangan fokus pada pengalaman internasional. Kami menghantar beberapa pelaku usaha untuk tampil di ajang fesyen skala global, yaitu New York Fashion Week pada Februari 2023 dan L’Adresse Trade Showroom Paris Fashion Week pada Maret 2023,” tutur Miftah.
Ketua Dekranasda NTB Niken Saptarini Widiawati Zulkiflimansyah menyampaikan dukungannya kepada para peserta seminar dan kurasi Road to JMFW 2024. “Selamat dan semangat bagi seluruh peserta yang berhasil lolos serta mengikuti Seminar dan Kurasi Road to JMFW 2024. Gali ilmu dan pengalaman sebanyak- banyaknya dalam meningkatkan kualitas produknya.
Semoga para desainer lokal NTB mampu berkiprah di kancah nasional dan internasional. Saya juga mengapresiasi kolaborasi antara Kemendag dan Kemenparekraf dalam penyelenggaraan Road to JMFW 2024,” kata Niken saat membuka kegiatan.
Direktur Kuliner, Kriya, Desain dan Fesyen Kemenparekraf, Yuke Sri Rahayu, turut menyampaikan dukungannya untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia. Menurutnya, posisi Indonesia pada perkembangan fesyen muslim dunia memegang peranan cukup signifikan.
“Potensi kekayaan budaya lokal, kreativitas, dan kepedulian terhadap lingkungan yang dimiliki pelaku ekonomi kreatif Indonesia juga menjadi potensi yang harus dimanfaatkan dalam merealisasikan visi dan misi Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia tahun 2024,” ujar Yuke saat memberikan sambutan.
Dengan mengangkat tema Local Inspiration to Global Impact, Road to JMFW 2024 Sesi 3: Lombok, Yuke berharap para peserta seminar dapat menambah dan memperkaya wawasan.
“Dengan mengikuti seminar ini, diharapkan para pelaku usaha dapat meningkatkan pemahaman dan memperoleh inspirasi dari budaya sekitar dan mengaplikasikannya dalam kreasi desain produk fesyen muslim dan pelengkapnya,” urainya.
Dalam sesi seminar Road to JMFW 2024 Sesi 3: Lombok, hadir narasumber yaitu Advisory Board Indonesian Fashion Chamber Taruna K. Kusmayadi, Ketua Program Fashion Desain BINUS Northumbria School of Design Ratna Dewi Paramita, dan desainer fesyen Linda Hamidy.
Taruna K. Kusmayadi menyampaikan, potensi industri mode busana muslim, yaitu sumber warisan adat istiadat serta budaya dapat menjadi inspirasi dalam mendesain dan menghasilkan karya para desainer.
Sementara itu, Ratna Dewi Paramita mengulas tentang cara desainer memanfaatkan inspirasi lokal untuk menembus pasar global.
“Strategi pengembangan jenama di tingkat global sebaiknya perlu memperhatikan atau mengenali kebutuhan pasar. Selanjutnya, dilakukan proses adaptasi dan eksplorasi yang sesuai dengan tren fesyen global,” ujar Ratna.
Linda Hamidy menjelaskan tentang strategi menjadi jenama fesyen nasional dan internasional. Menurutnya, pelaku usaha harus memiliki anstusiasme (passion) dan keyakinan atas produknya sendiri. Selain itu, keistimewaan produk juga perlu ditonjolkan agar orang tertarik terhadap produk tersebut.
“Pelaku usaha perlu menentukan target market dan strategi pemasaran yang tepat. Misalnya, dengan memanfaatkan media sosial untuk memamerkan portofolio karya. Penting juga bagi pelaku usaha untuk mengetahui sistem pengiriman, kemasan, dan jasa pengiriman agar produk sampai di konsumen dengan cepat dan aman. Tidak kalah penting, pelaku usaha juga perlu menyiapkan katalog yang menarik,” ujar Linda.
Rangkaian Seminar dan Kurasi Road to JMFW 2024 dilaksanakan pada Maret ̶ Juni 2023 di beberapa daerah. Pada seri pertama Kemendag, Kemenparekraf, dan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) telah menyelenggarakan seminar dan kurasi bertemakan “Wirausaha Baru Tercipta, Perajin Berjaya” di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada 30 Maret 2023.
Sementara itu, seri kedua telah diselenggarakan seminar dan kurasi di Bandung, Jawa Barat bertemakan “Trend Forecasting for Modest Fashion 2023/2024” pada 13 April 2023.
Selanjutnya, bulan Juni mendatang akan dilaksanakan Seminar dan Kurasi Seri ke-4 di Samarinda, Kalimantan Timur. Setelah itu, bagi peserta yang lolos kurasi, akan diikutsertakan pada program inkubasi pengembangan fesyen muslim pada Juli ̶ Agustus 2023 sebagai persiapan koleksi yang akan tampil di JMFW 2024.