News  

Indonesia Melalui Kemendikbudristek Dorong Komitmen Pemulihan Pendidikan Kawasan Asia Pasifik  

Nadiem melanjutkan bahwa Merdeka Belajar bertujuan untuk memerdekakan pembelajaran anak-anak Indonesia. Selama ini, kata dia, pembelajaran terlalu berorientasi pada hafalan dan kurikulum mulai tertinggal dari kemajuan abad 21. 

“Kita juga memerdekakan guru-guru dari beban administratif yang berlebihan, terbatasnya kesempatan pengembangan diri, dan dari kurikulum yang terlalu rinci, yang menghalangi kreatifitas dan talenta guru,” jelas Nadiem.

Salah satu inisiatif kebijakan Merdeka Belajar adalah Kurikulum Merdeka. Implementasi Kurikulum Merdeka juga didukung dengan hadirnya Platform Merdeka Mengajar yang dapat membantu guru memahami, mengembangkan diri, dan berbagi pengalaman Kurikulum Merdeka.

“Guru-guru kami sekarang memiliki otonomi lebih dalam mengatur pembelajaran di ruang kelas dalam mendukung capaian pembelajaran muridnya masing-masing. Gurulah yang paling memahami bagaimana murid-murid mereka. Selain itu, murid diberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan berfokus pada kemampuan esensial untuk mencapai Profil Pelajar Pancasila dan sukses menjalani kehidupan di abad 21 ini,” kata Nadiem.

Baca Juga :  Bareskrim Bongkar 25 Hektare Ladang Ganja di Aceh

Nadiem mengatakan, dirinya percaya bahwa pendidikan yang memerdekakan adalah cara untuk memulihkan pembelajaran dan juga reimagine pendidikan yang kuat dan membebaskan potensi sejati guru dan siswa. 

“Inilah cara untuk merebut kembali impian kita akan masa depan yang lebih baik dan lebih sejahtera. Kita bersama dapat mewujudkan pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan untuk semua anak-anak di kawasan dan juga seluruh dunia,” tutup Nadiem.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan Thailand, Treenuch Thienthong ketika mengawali pembukaan forum, menegaskan bahwa pendidikan yang inklusif dan berkualitas, pendidikan yang memerdekakan yang membantu mengembangkan kemampuan esensial, seperti kemampuan untuk belajar kritis dan inovatif, intra dan interpersonal, kewarganegaraan global, dan literasi media dan informasi menjadi kunci sukses di dalam menjalani abad 21. 

Baca Juga :  Wapres Gibran Targetkan Swasembada Gula dalam Dua Tahun

“Kami ingin membangun masyarakat APEC menjadi warga negara pintar (smart citizens), yang berperan sebagai kunci dan motor penggerak pembangunan APEC,” urai Treenuch.

APEC melaksanakan pengembangan sumber daya melalui tiga jaringan kuncinya, yakni Capacity Building Network (CBN), Education Network (EDNET), dan Labour and Social Protection Networks (LSPN). 

EDNET sebagai jaringan pendidikan pada pertemuan tahunannya yang ke-39 ini berfokus pada pembahasan bertema “Quality Education for Sustainable Growth in APEC Members” Thailand, Australia, Cina, Indonesia, Korea, Malaysia, Selandia Baru, Rusia, dan Singapura menyampaikan komitmen kebijakan dan praktik baik di ekonomi masing-masing.

Kepala BSKAP, Anindito Aditomo, dalam dialog tersebut menjelaskan area kunci reformasi pendidikan di Indonesia dan berbagi praktik baik dalam peningkatan kualitas pendidikan yang berkelanjutan. 

Tinggalkan Balasan