Walai.id, Gorontalo – Polemik terkait rencana pembangunan Islamic center kembali Mengemuka setelah Fraksi fraksi Nasdem -Amanah DPRD Provinsi Gorontalo menggelar konferensi pers di rumah perjuangan Rachmat Gobel (29/8/2021).
Menanggap hal tersebut, Pemerintah Provinsi Gorontalo menyambut hangat dan menghormati kritikan dan pendapat terkait rencana pembangunan Islamic center.
“Prinsipnya Pemprov memperhatikan aspirasi dan pendapat yang berkembang. Khususnya dari kalangan legislatif (DPRD) khususnya Fraksi Nasdem-Amanat. Ini malah satu masukan yang berarti, sehingga dalam pelaksanaannya pemprov akan jauh lebih berhati hati, dengan mengikuti norma hukum yang berlaku di pemerintahan,’ ujar Kadis Kominfo Provinsi Gorontalo Masran Rauf Senin (30/8) kemarin.
Masran menjelaskan, pemerintah Provinsi Gorontalo dalam hal ini Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menjadikan Islamic center sebagai salah satu program pembangunan yang prioritas. Tapi langkah hati hati itupun harus dilakukan mengingat ,sejumlah kendala terkait dengan penganggaran terfokus pada penanggulan wabah virus Covid 19. Sehingga program pembangunan islamik center beberapa kali tertunda.
“ Pembangunan Islamic Center merupakan satu dan sekian banyak program prioritas yang masuk dalam RPJMD 2017-2022. Langkah awal dengan pembebasan lahan di Kelurahan Moodu, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo,’ ujar Kadis Kominfo Provinsi Gorontalo ini.
Mengutip apa yang dijelaskan oleh Kepala Badan Keuangan Provinsi Gorontalo Danial Ibrahim. Dinas PUPR sejak tahun 2020 konsisten merencanakan melalui Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) tahunan terkait pembebasan lahan. Tahun 2020 sempat dianggarkan sebesar Rp15 miliar namun terkena refocusing untuk penanganan covid-19.
“Pada Renja Tahun 2021 dianggarkan lagi untuk semua pengadaan tanah sebesar Rp94 miliar, namun kena refocusing karena memang anggaran kita sangat terbatas. Nanti pada Perubahan APBD 2021 kita anggarkan lagi Rp15 miliar,”kata Masran Rauf lagi.
Diakuinya upaya ini dilakukan agar nantinya pembangunan islamik center itu bisa berkelanjutan dengan tahap awal pembebasan lahan terlebih dahulu, ini bentuk intervensi sekalipun anggarannya sedikit.
Dikatakan Masran Rauf, mengutip penjelasan kadis keuangan bahwa Kelanjutan pembangunan Islamic Center tidak bisa terus menerus dibiarkan tanpa anggaran, karena tercantum dalam RPJMD 2017-2022 yang sebentar lagi akan berakhir. Paling tidak, Islamic Center harus memiliki progres yang berarti hingga tahun depan.
Sekalipun pembangunan islamik center tidak terjadi di tahun depan, tapi sudah ada progresnya, berupa pembebasan lahan sebagai bentuk intervensi awal pemerintah, agar tahun berikutnya sudah bisa dianggarkan lagi.
Terkait dengan persoalan lokasi, Kadis Kominfo mengatakan tentunya untuk penentuan keabsahan lokasi, tentunya mengacu pada aturan dan UU Yang berlaku. Nantinya ketika pembebasan lahan ada lembaga lembaga terkait yang akan memprosesnya,seperti Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan lembaga lain, sehingga nantinya pembebasan lahan tanpa melanggar atau menabrak aturan.
Disentil soal tudingan adanya kepemilikan lahan oleh pejabat, Masran menjelaskan bahwa hal ini juga kami tidak mau asal bunyi (asbun) yang pasti pembebasan lahan akan berjalan sesuai ketentuan, marilah kita dukung rencana mulia dari pemerintah” jelasnya.
“Jadi tidak ada alasan yang mengatakan tiba masa tiba akal. Semuanya berjalan dan berproses sesuai perencanaan matang”tutupnya.