News  

Lima Orang Meninggal dalam Kerusuhan Akibat Aksi Mogok Taksi di Afrika Selatan

Walai.id, Internasional – Lima orang telah meninggal di kota Cape Town, Afrika Selatan, ketika aksi mogok yang dimulai minggu lalu oleh pengemudi taksi mini-bus berubah menjadi kerusuhan, demikian diberitakan oleh pihak berwenang, Rabu 09/08/2023.

Dewan Nasional Taksi Afrika Selatan (SANTACO) mengumumkan penutupan provinsi selama satu minggu pada Kamis lalu setelah gagal menyelesaikan berbagai masalah dengan pemerintah setempat di Cape Town.

Ketidakpuasan muncul setelah diberlakukannya undang-undang munisipal baru yang memberikan wewenang kepada otoritas setempat untuk menyita kendaraan akibat pelanggaran seperti mengemudi tanpa lisensi atau pelat nomor registrasi.

Baca Juga :  Neraca Perdagangan Indonesia Mei 2025 Surplus USD 4,3 Miliar

Kerusuhan sporadis meletus di berbagai bagian kota setelah polisi mulai menyita kendaraan pekan lalu, ketika para demonstran yang marah membakar bus dan mobil serta melempari polisi dengan batu.

Salah satu korban tewas adalah seorang warga negara Inggris berusia 40 tahun, yang ditembak dan tewas pada hari Kamis. Menteri kepolisian Afrika Selatan, Bheki Cele, mengungkapkan dalam konferensi pers pada hari Selasa bahwa kasus pembunuhan dan kekerasan tersebut sedang diselidiki.

Cele juga mengungkapkan bahwa sejak Kamis telah dilakukan penangkapan terhadap 120 tersangka yang diduga terlibat dalam merusak properti, merampok, dan melakukan kekerasan di tempat umum.

Baca Juga :  Indonesia Resmi Jadi Anggota Penuh BRICS di KTT 2025

Pihak otoritas Kota Cape Town menyatakan bahwa aksi mogok tersebut telah sangat mengganggu masyarakat yang hendak pergi bekerja, bahkan menyebabkan sejumlah orang terjebak akibat serangan terhadap layanan transportasi umum.

“Warga Cape Town menolak segala bentuk kekerasan sebagai taktik dalam negosiasi. Kami kembali menyerukan kepada SANTACO untuk kembali secara damai ke meja perundingan,” tegas Walikota Cape Town, Geordin Hill-Lewis.

SANTACO telah menjauhkan diri dari aksi kekerasan tersebut dan menyatakan bahwa tindakan-tindakan tersebut dipicu oleh para pengunjuk rasa, bukan anggotanya.

Tinggalkan Balasan