News  

Maraknya Penculikan Anak : Marilah Kita Bijak Menggunakan Teknologi

Oleh Fariz Taufiq, Ketua Umum PP KOMIT Maros

Media sosial (medsos) saat ini menjadi momok mengerikan bagi orang tua, khususnya bagi mereka yang mempunyai anak-anak usia sekolah atau anak baru gede (ABG).

Hal itu bukan tanpa alasan, medsos selama ini banyak sekali menjadi faktor atau bahkan pintu awal terjadinya penculikan sehingga menyebabkan hilangnya seorang anak.

Salah satunya adalah lemahnya mental generasi muda sekarang. Mereka rata-rata kurang siap menerima kemajuan teknologi. Diperparah lagi dengan lemahnya pengawasan dari orang tua.

Bagi generasi sekarang yang lahir pada era cyber, akan lebih rentan menjadi korban era teknologi jika perkembangan arus informasi yang kian tak terkontrol ini belum diimbangi dengan kematangan emosi dalam mengelolanya.

Baca Juga :  Maros Borong 3 Penghargaan Bergengsi dari Pemprov Sulsel di HUT RI ke-80

“Ada yang bisa, namun tidak semuanya, terutama anak-anak. Nah kenapa anak-anak rentan terhadap hal itu? Kadang-kadang peran orang tua di sini juga patut dikritisi. Ada beberapa orang yang menyepelekan hal ini. Biar anaknya diam dan tidak rewel, orang tua memberinya gadget. Ini yang salah,”

“Sementara gadget itu kan menyenangkan untuk anak-anak.  Pada saat orang tua memberi gadged kepada anaknya, mereka tidak memikirkan akibat yang akan ditimbulkan. Jangan heran jika anak-anak mereka lemah mentalnya, ” imbuhnya.

Baca Juga :  Pemuda Asal Maros Tampil Pidato Bahasa Jepang di Nagano

Hal ini tentu berbeda dengan anak zaman dulu. Untuk melakukan sesuatu mereka butuh perjuangan dan dituntut kreatif karena semua masih dalam suasana keterbatasan.

“Kalau sekarang semua dalam gengaman. Mereka menjadi nggak mau capek, beda dengan anak zaman dulu yang secara emosional lebih matang,”

Generasi terdahulu juga lebih sadar terhadap resiko-resiko di sekitarnya. Beda dengan generasi sekarang.

Karena lemahnya pengelolaan emosi, pengawasan serta pemahaman tentang pemanfaatan teknologi yang salah, mereka sangat mudah terpengaruh dengan apa yang ia baca di media sosial.

“Ya akhirnya mentalnya lemah, terkena bujuk rayu sedikit sudah tergoda. Karena mereka tidak terbiasa waspada dengan resiko-resiko yang ada,”

Tinggalkan Balasan