Walai.id, Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) melalui Kedeputian Sistem dan Tata Kelola kembali mengadakan sosialisasi teknis mengenai standar, penyediaan, dan distribusi susu dalam Program Menu Berbasis Gizi (MBG).
Kegiatan ini dilakukan secara daring pada Senin, 7/7/2025, dan diikuti oleh 365 peserta dari berbagai pemangku kepentingan industri susu. Sosialisasi ini merupakan lanjutan dari kegiatan serupa yang sebelumnya menyasar Kepala SPPG dan Ahli Gizi se-Indonesia pada bulan Juni.
BGN menekankan pentingnya susu dalam program MBG sebagai sumber nutrisi yang tidak dapat sepenuhnya digantikan oleh protein lain. Kandungan unik seperti laktosa, kalsium, vitamin B12, dan vitamin D membuat susu menjadi komponen esensial dalam pemenuhan gizi anak.
Produksi susu nasional saat ini masih terpusat di Pulau Jawa, sehingga pengadaan susu belum diwajibkan di seluruh daerah. Namun, di wilayah dengan produsen lokal, pengadaan diharapkan dapat berjalan maksimal. Sosialisasi ini juga bertujuan memperkuat kolaborasi dengan para mitra strategis untuk memastikan ketersediaan susu yang sesuai dengan standar nasional.
Prof. Dr. Ir. Epi Taufik, salah satu pakar BGN, mencontohkan keberhasilan MBG di Warungkiara, di mana konsumsi susu meningkat dan mendorong kehadiran anak di sekolah. Ia juga menekankan pentingnya produsen susu mematuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), khususnya dalam hal kandungan kalsium minimal 15% dari nilai harian.
Selain itu, BGN mendorong agar kemasan susu mencantumkan label tidak untuk dijual, simbol daur ulang, dan imbauan membuang sampah pada tempatnya, dengan desain kemasan yang fleksibel sesuai kebutuhan.
Peserta sosialisasi meliputi berbagai instansi strategis seperti Direktorat Hilirisasi Hasil Peternakan, Dinas Peternakan dan Pangan Provinsi/Kabupaten, koperasi susu, dan perusahaan pengolah susu. Ke depan, BGN menargetkan agar Industri Pengolahan Susu (IPS) berasal dari peternak lokal dan memiliki kemitraan resmi dengan koperasi sebagai syarat suplai ke SPPG.