News  

BGN: MBG Bukan Sekadar Makan, Tapi Transformasi Sosial

Walai.id, Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Badan Gizi Nasional (BGN) bukan hanya berfokus pada penyediaan makanan, tetapi juga sebagai bagian dari transformasi budaya konsumsi sehat di Indonesia.

Program ini telah menyasar ribuan sekolah dan mulai membentuk pola makan sehat di lingkungan anak-anak, keluarga, hingga masyarakat umum.

Dewan Pakar Bidang Gizi BGN, Prof. Dr. Ir. Ikeu Tanziha, MS, menekankan bahwa MBG adalah gerakan perubahan sosial.

“Program ini bukan hanya mengenyangkan perut, tapi membentuk kebiasaan makan sehat sebagai fondasi keluarga sehat, anak yang cerdas, dan masyarakat yang produktif,” ungkap Ikeu dalam konferensi pers MBG, pada Minggu (6/7).

Baca Juga :  Wamenhut Buka Rakornis BP2SDM, Tegaskan SDM Kunci Pembangunan Kehutanan

Ikeu menjelaskan bahwa keberhasilan program bergantung pada dua pilar utama: demand dan supply. Dari sisi demand, MBG menanamkan pemahaman gizi seimbang dan kebiasaan makan sehat lewat food tray untuk visualisasi porsi makan. Sedangkan dari sisi supply, dibutuhkan kebijakan sekolah yang mendukung makanan sehat, sinergi dengan kantin sekolah dan pedagang sekitar, serta penyediaan sarana PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).

Meski menunjukkan progres positif, program ini masih menghadapi kendala, seperti belum meratanya kapasitas guru dalam memberikan edukasi gizi dan minimnya pemahaman pedagang sekolah tentang prinsip gizi dan keamanan pangan.

Baca Juga :  Prabowo dan UE Sepakati Terobosan IEU-CEPA di Brussel

Sebagai langkah strategis, BGN bersama Kemendikdasmen tengah menyusun program pelatihan guru berjenjang, dari provinsi hingga kabupaten/kota, guna memperkuat peran sekolah dalam edukasi gizi.

BGN juga menggandeng mitra strategis seperti UNICEF, Tanoto Foundation, UN World Food Programme, serta kementerian/lembaga terkait untuk mengembangkan model edukasi gizi berbasis sekolah dan masyarakat.

Saat ini, BGN dan UNICEF tengah mengembangkan instrumen monitoring dan evaluasi untuk menilai dampak program terhadap perubahan perilaku konsumsi, status gizi siswa, kehadiran sekolah, serta daya ingat jangka pendek pada kelompok sasaran utama.