Walai.id, Gaza — Serangan militer Israel di berbagai wilayah Jalur Gaza menewaskan sedikitnya 30 warga Palestina, termasuk orang-orang yang sedang mengantre untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan. Serangan terjadi pada Senin (23/6/2025) di wilayah utara, tengah, dan selatan Gaza.
Sumber medis Palestina melaporkan bahwa korban terbanyak berasal dari Kota Gaza dan kamp-kamp pengungsi di tengah kota. Mereka tewas saat berkumpul di titik distribusi bantuan makanan yang dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF).
GHF sendiri beroperasi di bawah pengawasan Israel dan Amerika Serikat. Namun, organisasi tersebut mendapat kritik tajam dari berbagai pihak karena dianggap menempatkan warga sipil dalam bahaya.
Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan bahwa lebih dari 400 orang telah tewas dan sekitar 1.000 lainnya luka-luka di titik distribusi bantuan sejak GHF mulai beroperasi pada 27 Mei 2025.
“Ini adalah bencana kemanusiaan yang disengaja,” ujar salah satu pejabat dari Norwegian Refugee Council.
Ia menambahkan, pembatasan sistematis terhadap pasokan listrik dan bahan bakar membuat layanan rumah sakit, tempat penampungan, dan distribusi air nyaris lumpuh.
Badan PBB dan sejumlah organisasi hak asasi manusia mengecam keras serangan tersebut. Mereka mendesak dihentikannya kekerasan dan memberikan akses kemanusiaan tanpa hambatan bagi warga sipil di Gaza.
Namun hingga saat ini, belum ada tanda-tanda bahwa kekerasan akan mereda, sementara jumlah korban terus meningkat.