News  

Smart Sensing dan AI, Kunci Pemetaan Risiko Banjir dan Kondisi Permukiman Kumuh

(foto: BRIN)

Walai.id, Jakarta – Permukiman kumuh di kawasan perkotaan, yang rentan terhadap banjir, kini dapat dipantau dengan lebih efektif berkat teknologi smart sensing berbasis data satelit, kecerdasan buatan (AI), dan analitik spasial. Teknologi ini memungkinkan pemetaan risiko banjir dan kondisi permukiman secara lebih akurat dan real-time.

Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Orbita Roswintiarti, mengungkapkan riset terbaru yang memanfaatkan citra satelit SPOT-6 dengan resolusi tinggi untuk memetakan permukiman kumuh dan tingkat keterpaparannya terhadap banjir di Kota Bandung.

“Tujuan penelitian ini adalah memetakan risiko banjir di permukiman kumuh Bandung menggunakan teknologi canggih, serta mendukung pengurangan risiko bencana dan pembangunan berkelanjutan,” ujar Orbita pada acara The BRIN–ESCAP Workshop on Space Applications for Sustainable Development in Asia and the Pacific di Jakarta, Selasa (17/6).

Baca Juga :  Prabowo Resmikan Pembangunan Industri Baterai Listrik Terbesar di Asia Tenggara

Orbita menjelaskan, indikator permukiman kumuh meliputi kepadatan atap tinggi, struktur bangunan tidak beraturan, akses jalan sempit, dan lokasi dekat sungai atau rel kereta api. Sementara data daerah rawan banjir bersumber dari Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Pemkot Bandung.

Meski teknologi ini menjanjikan, ada tantangan seperti ketersediaan citra bebas awan (cloud-free images) dan variabilitas data lapangan yang memengaruhi ketepatan analisis. Oleh karena itu, Orbita merekomendasikan pengembangan teknologi lebih lanjut, seperti SatGPT, integrasi sistem peringatan dini, dan peningkatan infrastruktur.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB, Udrekh, menyoroti manfaat data satelit dan AI dalam pengelolaan banjir Jakarta, termasuk real-time monitoringflood forecastingrisk mapping, dan decision support systems berbasis dashboard terintegrasi.

Baca Juga :  Pemerintah Terbitkan PP Perizinan Usaha Lebih Cepat dan Ramah UMKM

Senada, Horas Yosua dari Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta memaparkan berbagai sistem informasi yang telah diterapkan, seperti Heavy Equipment MonitoringClimate Disaster Mitigation and Adaptation Information (MABI)SCADA, serta sistem pengawasan tinggi muka air dan CCTV di Rumah Pompa.

“Kami sangat terbuka untuk kolaborasi riset terkait remote sensing, machine learning, dan AI dengan berbagai pihak, guna mengurangi risiko banjir di Jakarta,” ujar Horas.

Pemanfaatan teknologi mutakhir ini diharapkan mampu meningkatkan kesiapsiagaan dan respons terhadap bencana banjir, khususnya di kawasan permukiman padat yang rentan, sehingga mendukung kota-kota Indonesia menjadi lebih tangguh dan berkelanjutan.