Walai.id, Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tentang Pengembangan Produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kreatif.
Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Menteri Perdagangan Budi Santoso dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya di Jakarta pada Minggu (23/3/2025).
MoU ini mencakup berbagai aspek strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif. Ruang lingkup kerja sama tersebut meliputi pengembangan produk kreatif, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, fasilitasi pemasaran produk, perlindungan dan komersialisasi kekayaan intelektual, serta program lain yang disepakati kedua kementerian.
Menteri Perdagangan Budi Santoso menilai bahwa kerja sama ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan daya saing dan nilai tambah UMKM di sektor ekonomi kreatif.
“Kolaborasi ini bertujuan memperkuat pengembangan UMKM di subsektor produk kreatif agar menjadi lebih tangguh, inovatif, dan kompetitif di pasar domestik maupun global,” ujarnya.
Menurut Budi, pengembangan produk kreatif merupakan salah satu strategi utama dalam meningkatkan kontribusi ekonomi kreatif terhadap perekonomian nasional. Pada 2024, sektor ekonomi kreatif tercatat menyumbang sekitar Rp1,53 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Selain itu, nilai ekspor produk ekonomi kreatif pada tahun yang sama mencapai USD 25,10 miliar, dengan empat subsektor utama yang mendominasi, yaitu fesyen, kriya, kuliner, dan penerbitan.
“Data ini menunjukkan bahwa produk kreatif Indonesia telah mendapat pengakuan dan permintaan tinggi di pasar internasional, serta menjadi salah satu pilar penting perekonomian nasional,” tambah Budi.
Lebih lanjut, Budi menyampaikan bahwa Kemendag terus memperkuat ekosistem ekspor produk kreatif melalui kemitraan strategis, salah satunya dengan Kemenekraf. Salah satu inisiatif yang dikembangkan adalah integrasi program UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor dalam pengembangan produk kreatif.
“Melalui program ini, Kemendag memfasilitasi UMKM dalam melakukan presentasi bisnis (pitching) dan penjajakan kerja sama bisnis (business matching) dengan perwakilan perdagangan di 33 negara. Selama Januari–Februari 2025, telah dilakukan 146 kegiatan business matching, mencakup 91 sesi pitching dan 55 pertemuan dengan calon pembeli (buyer). Nilai transaksi yang tercatat mencapai USD 8,77 juta, terdiri dari transaksi pembelian senilai USD 3,35 juta dan potensi transaksi senilai USD 5,42 juta,” jelasnya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menekankan pentingnya penguatan ekosistem ekonomi kreatif melalui pendekatan Hexahelix, yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat, media massa, serta regulasi hukum.
“Kami mendorong kolaborasi dalam riset, pendidikan, dan perlindungan kreativitas. Dengan pendekatan Hexahelix, program unggulan Kemenekraf dapat berjalan optimal dan memberikan manfaat luas bagi pelaku ekonomi kreatif,” ujar Riefky.
Ia menambahkan bahwa kerja sama ini merupakan langkah konkret dalam memperluas dampak ekonomi kreatif sekaligus menghadapi tantangan global dengan pendekatan holistik. “Kami berkomitmen bersama Kemendag untuk memperluas akses pasar produk ekonomi kreatif hingga ke kancah internasional,” imbuhnya.
Acara penandatanganan MoU ini turut dihadiri oleh Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI (Purn.) Nugroho Sulistyo Budi, Sekretaris Jenderal Kemendag Isy Karim, serta Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Fajarini Puntodewi.