News  

Mendag Zulkifli Hasan: Dukung Inklusivitas Perdagangan Asia Pasifik

Walai.id, Jakarta – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menegaskan komitmen Pemerintah Republik Indonesia dalam mendukung organisasi perdagangan dunia (WTO) dan inklusivitas kawasan Asia Pasifik.

Pemerintah akan terus memperkuat kerja sama perdagangan, investasi, serta kerja sama ekonomi lainnya untuk membawa kesejahteraan masyarakat Asia Pasifik.

Mendag Zulkifli Hasan akan memimpin delegasi Indonesia pada Pertemuan ke-30 Menteri Perdagangan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) 2024 di Arequipa, Peru pada 16—18 Mei 2024.

Tahun ini, tema dan prioritas APEC di Peru yaitu “Empower Include Grow”. Mendampingi Mendag Zulkifli Hasan pada kegiatan ini adalah Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono.

“Pada pertemuan ini, Indonesia kembali hadir untuk menegaskan dukungan terhadap WTO dan mengikuti pembahasan mengenai perkembangan rencana Free Trade Area-Asia Pacific (FTAAP). Indonesia juga akan menekankan upaya fasilitasi perdagangan dan inklusivitas di kawasan Asia Pasifik,” jelas Mendag Zulkifli Hasan, Selasa, 14/05/2024.

Baca Juga :  Menjelajahi Dunia AI: Antara ChatGPT dan Google Bard

Selain rangkaian pertemuan APEC, Mendag Zulkifli Hasan dijadwalkan bertemu dengan sejumlah menteri negara mitra dagang. Beberapa di antaranya adalah Selandia Baru, Korea Selatan, Kanada, dan Jepang.

APEC merupakan forum kerja sama regional 21 ekonomi di lingkar Samudera Pasifik. Kegiatan utama APEC meliputi kerja sama perdagangan, investasi, serta kerja sama ekonomi lainnya untuk mendorong pertumbuhan dan peningkatan kesejahteraan di Kawasan Asia Pasifik. Secara umum, diskusi APEC membahas upaya fasilitasi perdagangan guna mewujudkan perdagangan yang liberal, inklusif, dan berkelanjutan. Kerja sama APEC menghasilkan keputusan-keputusan yang bersifat sukarela dan tidak mengikat (non-binding), namun seringkali bersifat politis.

Selain Indonesia, ekonomi APEC meliputi Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, Tiongkok, Hongkong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Filipina, Peru, Papua Nugini, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam. Ekonomi APEC tersebut mencakup 48 persen perdagangan dunia atau senilai USD 28 triliun. Ekonomi APEC juga mencakup 62 persen produk domestik bruto (PDB) dunia atau senilai USD 59 triliun dengan jumlah penduduk mencapai 38 persen penduduk dunia atau sebesar 2,96 miliar jiwa.

Baca Juga :  Program IndoBisa 2024 Masuki Tahap Fundraising Bootcamp dan Mentoring

Bagi Indonesia, APEC menjadi organisasi penting untuk memperkuat posisi ekonominya dalam perdagangan dunia. Pada 2023, total perdagangan Indonesia dengan ekonomi APEC mencapai USD 358,62 miliar. Pada tahun tersebut, ekspor Indonesia ke ekonomi APEC mencapai USD 188,72 miliar, sedangkan impor Indonesia dari ekonomi APEC tercatat sebesar USD 169,89 miliar. Dengan demikian, Indonesia menikmati surplus perdagangan sebesar USD 18,63 miliar.

Ekspor utama Indonesia ke ekonomi APEC, di antaranya adalah bahan bakar mineral, minyak hewani dan nabati, besi dan baja, mesin elektronik, serta kendaraan. Sedangkan impor Indonesia dari ekonomi APEC, di antaranya adalah peralatan mekanis mesin, mesin elektronik, besi dan baja, plastik dan barang daripadanya, serta kendaraan.

Tinggalkan Balasan