Walai.id, Nasional – Pembangunan dan revitalisasi sentra industri kecil dan menengah (IKM) menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam mengoptimalkan potensi daerah melalui pengembangan inovasi dan kreativitas para pelaku IKM di setiap sentra.
Kementerian Perindustrian terus mendorong pemerintah daerah agar dapat menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang IKM untuk melakukan pembangunan atau revitalisasi sentra IKM, khususnya di sektor batik, dengan tujuan meningkatkan daya saing perajin batik.
“Kehadiran sentra IKM batik diharapkan mampu menghasilkan beragam produk batik seperti home decor, tas, sepatu, dan busana yang dapat dipasarkan secara luas, baik di dalam negeri maupun luar negeri,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita di Jakarta pada Selasa (13/2/2024).
Beberapa waktu lalu (7/2), Dirjen IKMA turut serta dalam Acara Peresmian Sentra IKM Batik Maja Barama Wastra yang berlokasi di Jalan Kedungsari, Kelurahan Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.
Acara tersebut dihadiri oleh Pj. Walikota Mojokerto, Muhammad Ali Kuncoro, serta Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Muhammad Gunawan Saleh.
Dirjen IKMA mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Mojokerto yang menggunakan anggaran DAK Fisik Bidang IKM Tahun 2023 untuk program revitalisasi Sentra IKM Batik Maja Barama Wastra di Kota Onde-onde.
Reni menjelaskan bahwa Dinas Koperasi UKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Mojokerto tidak hanya memanfaatkan dana tersebut untuk pelatihan dan pendampingan bagi pelaku IKM batik, tetapi juga untuk penyusunan layanan sentra, proses bisnis, branding, peluang kemitraan, dan ekspor.
“Pembangunan fasilitas gedung sentra IKM Batik Maja Brama Wastra ini diharapkan dapat membantu pelaku industri batik di Kota Mojokerto dalam meningkatkan kemampuan, kreativitas, dan produktivitas yang berwawasan lingkungan,” jelasnya.
Menurut Reni, program revitalisasi sentra IKM batik ini sejalan dengan gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia, Bangga Berwisata Indonesia, dan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
“Dengan peningkatan kapasitas IKM di sentra batik, tercipta peluang besar bagi pelaku IKM Batik di Kota Mojokerto untuk memenuhi permintaan, baik dari sektor pemerintah maupun swasta, pariwisata, dan masyarakat yang menginginkan produk batik khas Mojokerto,” tambahnya.
Ditjen IKMA Kemenperin mencatat bahwa hingga tahun 2023, terdapat 201 sentra industri batik yang tersebar di 11 provinsi di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 62 sentra IKM batik berada di Provinsi Jawa Timur, termasuk di Kota Mojokerto. Sampai tahun 2023, terdapat 15 sentra batik yang dibangun menggunakan dana DAK.
“Kami yakin para perajin akan mampu mempromosikan produk mereka secara lebih ekonomis dan berkelanjutan melalui fasilitas yang disediakan di sentra batik ini,” tambahnya.
Reni berharap bahwa Sentra IKM Batik Maja Barama Wastra yang berdiri di atas lahan seluas 5.300 meter persegi ini dapat menjadi contoh bagi sentra lainnya, dengan pengelolaan bisnis yang mandiri, akuntabel, profesional, dan kerjasama yang baik antara pemerintah daerah, pelaku IKM batik, dan pemangku kepentingan lainnya.
“Kami optimis bahwa gedung sentra IKM ini akan menjadi pusat aktivitas ekonomi yang berkembang di masa mendatang,” tutupnya.