San Francisco – Presiden Joko Widodo mengajak para investor untuk memanfaatkan peluang investasi di Indonesia, menggarisbawahi pertumbuhan ekonomi yang positif dan potensi besar yang dimiliki oleh negara tersebut.
Pada APEC CEO Summit di Moscone West, San Francisco, pada Kamis, 16 November 2023. Jokowi menyampaikan keyakinannya terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang diprediksi mencapai 5 persen pada tahun 2023 dan 5,1 persen pada tahun 2024 oleh IMF.
Presiden menekankan bahwa selain kekayaan sumber daya alam dan bonus demografi, Indonesia memiliki komitmen kuat untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan kompetitif. Dalam pidatonya, Jokowi memaparkan sektor-sektor prioritas yang dianggap sebagai peluang investasi bagi para pengusaha.
Salah satu sektor yang disoroti adalah hilirisasi industri, dengan fokus pada pembangunan ekosistem kendaraan listrik terintegrasi. Sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar, Indonesia berencana memproduksi 600 ribu mobil listrik pada tahun 2030. Presiden mengundang para pebisnis APEC untuk berpartisipasi aktif dalam proyek tersebut.
Selain itu, Jokowi menyoroti transisi energi, mencatat potensi energi baru terbarukan (EBT) sebesar 3.600 gigawatt. Indonesia juga sedang membangun Green Industrial Park seluas 30 ribu hektare. Presiden mengajak para investor untuk berkontribusi dalam pengembangan sektor ini dengan membawa pengetahuan dan teknologi terkini.
Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) juga menjadi fokus utama, dengan konsep kota pintar berbasis hutan dan alam. Jokowi menyampaikan bahwa proyek ini memiliki potensi investasi dalam sektor infrastruktur, transportasi, teknologi, pendidikan, energi, keuangan, pariwisata, kesehatan, dan perumahan.
Dalam mengakhiri pidatonya, Presiden Jokowi menegaskan bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi di Indonesia, meminta para pebisnis untuk memanfaatkan peluang dengan lebih agresif dan cepat. Turut mendampingi Presiden dalam acara ini adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Kepala Otorita IKN Bambang Susantono.