News  

Kemendikbudristek Dorong Hadirnya Buku Bacaan Bermutu, Murah, Menarik, dan Merata

Walai.id, Kabupaten Tangerang – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya membangun ekosistem perbukuan nasional yang sehat dan kuat.

Tujuannya adalah untuk menghadirkan buku-buku yang bermutu, murah, dan merata agar dapat meningkatkan literasi murid.

Selain itu, Kemendikbudristek juga ingin membuat buku bacaan nonteks atau buku cerita yang lebih menarik untuk pembaca awal dan pemula, sehingga dapat membangkitkan kecintaan anak-anak pada aktivitas membaca buku sejak dini.

“Sekarang tidak hanya 3M, tetapi 4M, yaitu bermutu, murah, dan merata, ditambah satu lagi, menarik. Jadi, buku-buku itu harus menarik minat baca, khususnya anak-anak kita,” disampaikan Kepala Pusat Perbukuan (Kapusbuk) Kemendikbudristek, Supriyatno usai kegiatan dialog “Buku Bacaan Bermutu yang Menyenangkan” pada Indonesia International Book Fair (IIBF) 2023 di ICE BSD, Cisauk, Kabupaten Tangerang, Rabu (27/9/2023).

Baca Juga :  Mendag Zulkifli Hasan Tegaskan Komitmen Dukung Ekspor Kopi Indonesia di Acara Nespresso

Buku-buku cerita ini dapat diakses dan diunduh secara gratis melalui platform Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (SIBI) melalui portal buku.kemdikbud.go.id.

Selain buku cerita, SIBI juga menyediakan buku-buku teks pelajaran dari berbagai kurikulum, termasuk Kurikulum Merdeka yang memiliki tampilan yang menarik dengan ilustrasi yang dapat menggugah minat murid.

Supriyatno menekankan pentingnya kesesuaian buku dengan tingkat perkembangan anak yang membacanya. Mereka juga telah membuat panduan perjenjangan buku yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan kemampuan baca anak untuk memastikan kesesuaian buku dengan pembacaannya.

Dalam upaya meningkatkan literasi dan penggunaan buku cerita, Pusat Perbukuan juga membuka stan pameran yang dapat ditemukan di Hall 1 ICE BSD hingga 1 Oktober 2023.

Pengunjung stan dapat menemukan berbagai terbitan Pusat Perbukuan, baik cetak maupun digital, termasuk berbagai buku-buku cerita yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran.

Baca Juga :  Ketua Umum PRJ Saiful Chaniago: Utamakan Silaturahmi, Jakarta Kota Teladan Toleransi

Guru kelas 3, Fenti Sanubari, yang aktif dalam penyusunan modul-modul literasi, menyatakan bahwa penggunaan buku nonteks dalam pembelajaran telah meningkatkan minat murid terhadap pembelajaran di kelas.

Penggunaan buku cerita nonteks ini efektif dalam memantik ketertarikan anak-anak untuk belajar dan telah mendapatkan umpan balik positif dari orang tua murid.

Penulis dan Spesialis Literasi, Sofie Dewayani, mendukung penuh upaya Kemendikbudristek dalam meningkatkan penggunaan buku cerita dalam pembelajaran.

Ia menilai bahwa buku cerita memiliki dampak yang besar dalam meningkatkan pemahaman, motivasi, dan hasil belajar anak-anak.

Sofie berharap buku-buku cerita yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan dapat lebih banyak digunakan dalam pembelajaran pada kelas jenjang rendah.

Tinggalkan Balasan