Walai.id, Nasional – Kementerian Perindustrian mengumumkan langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi emisi gas buang pada mesin pembakaran dalam. Salah satu solusinya adalah dengan penggunaan bioaditif bahan bakar minyak (BBM) berbasis minyak atsiri, Pada Senin, 11 September 2023.
Bioaditif berfungsi untuk meningkatkan pembakaran BBM di dalam mesin dengan cara menyempurnakannya. Hal ini dapat mengurangi emisi gas buang dengan memastikan kepadatan dan atomisasi bahan bakar yang lebih baik. Hasilnya adalah pembakaran yang lebih efisien, bersih, dan penggunaan BBM yang lebih efisien.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, menyatakan bahwa mereka telah memfasilitasi penyusunan standar mutu produk bioaditif melalui SNI (Standar Nasional Indonesia) untuk memastikan produk ini memenuhi standar mutu dan kompatibilitas yang ditetapkan.
Pengujian produk bioaditif BBM minyak atsiri oleh laboratorium pengujian menunjukkan hasil yang mengesankan. Penggunaan bioaditif mampu menurunkan emisi karbon (COx) hingga 83,78%, emisi nitrogen (NOx) hingga 85,22%, kadar pengotor partikel hingga 80-85%, dan kadar air pada bahan bakar hingga 10,52%.
Ketua Perkumpulan Bioaditif Berbasis Minyak Atsiri Indonesia, Raeti, menjelaskan bahwa produk ini telah dikembangkan sejak tahun 1990-an dan telah digunakan secara bisnis ke bisnis sejak tahun 2006 di sektor industri, pertambangan, dan sektor komersial lainnya.
Produk bioaditif BBM berasal dari bahan organik minyak atsiri yang ditanam oleh petani lokal dan diolah menjadi produk dengan nilai tambah tinggi. Penggunaannya sangat efisien, dengan hanya sekitar 1 per seribu dari volume BBM yang perlu ditambahkan ke tangki bahan bakar tanpa perlu peralatan khusus.
Bioaditif BBM bukanlah hal baru, dan beberapa negara telah mengembangkan produk aditif BBM berbasis petroleum. Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan aditif BBM berbasis bahan baku organik dengan harga yang kompetitif dan berkelanjutan.
Dengan penggunaan bioaditif berbasis minyak atsiri, diharapkan emisi gas buang dari mesin pembakaran dalam dapat ditekan, yang akan berdampak positif pada lingkungan dan kesehatan manusia.