Walai.id, Nasional – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, mendorong masyarakat Indonesia di luar negeri untuk aktif dalam Pemilihan Umum (Pemilu) dan mendukung kelancaran pesta demokrasi yang akan berlangsung pada bulan Februari tahun 2024.
Dalam acara dialog dengan masyarakat Indonesia di Korea Selatan, Mahfud MD menyampaikan pesan kepada penyelenggara Pemilu, khususnya PPLN di sana, untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa Pemilu adalah investasi mahal untuk demokrasi, integrasi, dan normokrasi. “Kita bersedia mengeluarkan dana besar untuk menyelenggarakan Pemilu demi tujuan tersebut,” ujar Mahfud MD pada Rabu malam (30/8/2023), di Wisma Duta, kompleks KBRI, Seoul.
Menko Polhukam Mahfud MD menjelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk Pemilu yang mahal sejalan dengan komitmen pemerintah dalam menjaga kelancaran demokrasi di Indonesia. Ia mengungkapkan pengalaman saat berkunjung ke negara Eropa Timur pada tahun 2007, di mana jumlah masyarakat Indonesia sangat sedikit. Namun, pemerintah tetap menggelar Pemilu dengan biaya yang signifikan. “Meskipun hanya ada delapan belas warga Indonesia di negara tersebut, termasuk duta besarnya, kami tetap melaksanakan Pemilu dengan biaya yang tidak kecil,” jelas Mahfud.
Mahfud mengajak seluruh warga Indonesia di luar negeri untuk menggunakan hak suara mereka dengan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada saat pencoblosan. Ia memberikan gambaran bahwa untuk jumlah suara yang relatif sedikit, negara harus mengeluarkan dana besar untuk menggelar Pemilu. Menurutnya, partisipasi warga di luar negeri sangat berarti untuk menjamin keberlangsungan demokrasi di Tanah Air.
Dalam dialog tersebut, Mahfud juga menanggapi pertanyaan dari mahasiswa mengenai respons generasi muda terhadap Pemilu, terutama terkait kualitas calon termasuk calon legislatif. Menko Polhukam menyatakan bahwa pemilih muda akan memainkan peran penting dalam Pemilu mendatang, berdasarkan data yang ada.
“Pemilu bukanlah tentang mencari pemimpin yang sempurna, namun untuk memilih pemimpin terbaik di antara calon yang ada, meskipun ada calon yang dianggap tidak ideal,” tegas Mahfud. Ia menekankan pentingnya partisipasi aktif dalam Pemilu dan menegaskan bahwa suara masing-masing individu memiliki dampak besar terhadap nasib dan masa depan bangsa. Mahfud menegaskan bahwa golongan putih (golput) tidaklah tepat dalam konteks demokrasi yang berkembang di Indonesia.
Dialog Menko Polhukam dengan masyarakat Indonesia di Korea Selatan turut dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia di Seoul, Gandi Sulistiyanto, Wakil Kepala Perwakilan KBRI Seoul, Sekretaris Kemenko Polhukam, Deputi Bidang Koordinasi Luar Negeri Kemenko Polhukam, Staf Khusus Menko Polhukam, serta perwakilan dari KBRI dan Kementerian Luar Negeri.