Walai.id, Nasional – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendukung industri furnitur dan berkolaborasi dengan Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) untuk memenuhi target ekspor dan kebutuhan furnitur di dalam negeri, Jakarta, Kamis 31/08/2023.
Kemenperin juga fokus pada meningkatkan nilai tambah produk hutan melalui proses hilirisasi, termasuk dalam industri furnitur, dengan tujuan mengurangi impor, meningkatkan ekspor, dan menciptakan lapangan kerja. Kemenperin juga mendukung langkah ini dengan melarang ekspor kayu bulat dan rotan mentah.
“Dalam upaya mendorong sektor manufaktur, kami berkomitmen untuk mendukung industri furnitur. Kami ingin kontribusi sektor ini dalam perekonomian mencapai lebih dari 19%,” ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita saat Musyawarah Nasional ke-3 HIMKI di Jakarta pada 30 Agustus.
Industri furnitur dan kerajinan memiliki peran penting dalam ekonomi. Pada tahun 2022, sektor ini memberi kontribusi 50,3% terhadap PDB nonmigas, dan industri furnitur berkontribusi 1,3% dengan nilai kinerja USD 2,5 Miliar. Hingga Juni 2023, nilai ekspor furnitur dan kerajinan mencapai USD 1,1 Miliar.
“Kami ingin sektor ini semakin kuat dalam kontribusi terhadap perekonomian nasional,” tambah Agus.
Tren belanja online, teknologi Industri 4.0, permintaan furnitur ramah lingkungan, dan desain ergonomis menjadi faktor penting dalam pasar furnitur. Kemenperin telah merancang strategi untuk mempromosikan produk, meningkatkan produksi ramah lingkungan, dan memahami pasar furnitur.
Kemenperin juga berusaha meningkatkan pasokan bahan baku dengan mendirikan Pusat Logistik Bahan Baku Industri Furnitur dan Politeknik Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal.
“Kami juga telah membuat peraturan yang memudahkan industri kecil dalam menghitung nilai komponen dalam negeri,” ungkap Agus.
Langkah-langkah ini mendukung perkembangan industri dalam negeri agar lebih berdaya saing. Selain meningkatkan ekspor, pelaku industri furnitur juga diharapkan tetap fokus pada pasar dalam negeri dengan inovasi produksi yang sesuai dengan kebutuhan pasar lokal.
“Kami harap kesadaran lingkungan dari konsumen akan mendorong pelaku industri untuk produksi yang efisien dan ramah lingkungan,” pungkas Agus.